SOLOPOS.COM - Lurah Gemolong Asna Ridho Fauzan (kiri) bersama staf kelurahan membuka pelayanan PBB di pos kamling di lingkungan Kelurahan Gemolong, Kecamatan Gemolong, Sragen, belum lama ini. (Istimewa/Asna Ridho Fauzan)

Solopos.com, SRAGEN—Lurah di Kelurahan Gemolong, Kecamatan Gemolong, Sragen, Asna Ridho Fauzan, patut menjadi inspirasi. Sebagai lurah muda, mantan ajudan Bupati Sragen ini terjun sendiri ke kampung-kampung untuk menarik pajak bumi dan bangunan (PBB).

Bahkan lurah yang baru berumur 30 tahun ini membuka pelayanan PBB di pos kamling.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Semua yang dilakukan Fauzan itu lantaran adanya inovasi Eling Mas Lurah (Pelayanan keliling masyarakat Kelurahan Gemolong) yang baru diluncurkan November 2022 lalu.

Dengan pendekatan jemput bola selama sebulan PBB yang dikumpulkan sebesar 25,12% dari ketetapan PBB 2022 senilai Rp333.012.593.

“PBB pada akhir September 2022 tercapai Rp178 jutaan kemudian awal November 2022 menjadi Rp261.984.000,” katanya kepada Solopos.com, Kamis (1/12/2022).

Baca Juga: Ini Daftar Lengkap Pemenang Undian PBB Sragen 2022

Pelayanan masyarakat itu tentunya bukan hanya PBB, tetapi juga pelayanan administrasi kependudukan. Sebelumnya pelayanan hanya dilakukan di Kantor Kelurahan Gemolong. Sejak terobosan lahir, Fauzan berani menggelar pelayanan keliling di luar kantor.

Petugas pelayanannya hanya tiga orang dengan menaiki motor. Ketiga petugas pelayanan keliling itu Lurah Fauzan sendiri dibantu anggota staf bagian pelayanan dan satu orang yang membidangi pungutan PBB.

“Sementara naik motor karena inovasi saya tidak menitikberatkan ke prasarananya, tetapi lebih pada perubahan metode pelayanan, yang sebelumnya di kantor sekarang keliling. Model pelayanannya, awalnya kami mengumumkan jadwal lokasi layanan keliling ke grup WhatsApp RT. Kemarin yang paling urgen itu terkait PBB maka dioptimalkan yang PBB,” jelas Fauzan.

Dalam menentukan lokasi pelayanan, Fauzan mencari lokasi yang strategis dengan harapan masyarakat gampang mencarinya dan dekat dengan rumah warga sehingga tidak terlalu menyita waktu masyarakat.

Fauzan menyebut lokasi pelayanan itu pernah di rumah ketua RT, tetapi juga dibuka di pos kamling dan warung kopi.

Baca Juga: Tercepat Lunasi PBB, 3 Desa di Sragen Diganjar Duit Rp300 Juta

“Kesadaran masyarakat bayar PBB itu menurun makanya saya langsung terjun ke lapangan untuk mengedukasi mereka dan memotivasi mereka agar bayar PBB. Sebenarnya ada petugas yang keliling, tetapi warganya masih angel [sulit]. Apalagi Gemolong itu banyak tanah dan ruko yang pemiliknya tidak tinggal di Gemolong,” jelas dia.

Fauzan bisa mengetahui kondisi di lingkungan dan bisa segera mengambil solusi. Misalnya, pernah ada warga yang diminta biaya sampai Rp3 juta untuk memecah surat pemberitahuan pajak terhutang (SPPT).

Padahal hanya mecah SPPT itu kan, kata dia, gratis dan tinggal diminta berkasnya langsung dibawa ke Kantor Pelayanan PBB.

“Sejak adanya hal itu, banyak warga yang meminta tolong ke kecamatan untuk memecahkan SPPT. Harapannya nilai PBB bisa bertambah. Akhirnya, kami berinisiastif untuk membentuk duta PBB yang anggotanya ada ketua RT, ketua RW, kades kesehatan, sampai pedagang angkringan,” ujar dia.

Fauzan menjelaskan duta PBB itu bertugas mengedukasi, mengajak, dan mengingatkan warga untuk bayar PBB. Dia menerangkan dengan taat membayar PBB maka bisa untuk mempercepat pembangunan di Sragen.

Baca Juga: 47 Desa di Sragen Belum Lunas PBB, Bupati Minta Camat Lakukan Pendampingan

Meskipun upaya maksimal, Fauzan masih belum bisa PBB di Gemolong lunas karena masih banyak kendala yang membutuhkan strategi yang berbeda.

Kelurahan Gemolong itu terdiri atas 46 RT dan lima RW. Semua ketua RT dan RW tersebut menjadi duta PBB karena mereka tokoh yang biasanya menjadi panutan masyarakat.

Apalagi para RT dan RW itu juga mendapat insentif bulanan dari Pemkab Sragen.

“Mereka mendapat SK sebagai duta PBB. Kader kesehatan juga ada SK tetapi kader kesehatan tidak dapat insentif. Padahal potensinya besar bagi kader kesehatan itu, yakni ada 108 orang. Untuk bakul angkringan belum bisa memaksimalkan karena masih proses pendekatan. Kami berencana membuat stiker di setiap gerobak HIK. Sebelumnya, saya sosialisasi dulu,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya