SOLOPOS.COM - Calon pembeli mengisi formulir pemesanan saham PT. Sri Rejeki Isman Textil (Sritex) Tbk di Hotel Diamond, Solo, Senin (10/6/2013) lalu. (Maulana Surya/JIBI/SOLOPOS)

Solopos.com, SOLO — Meninggalnya pendiri PT Sri Rejeki Isman (Sritex), H.M. Lukminto, menimbulkan sentimen negatif terhadap harga saham perusahaan tekstil terbesar se-Asia Tenggara tersebut. Tercatat hingga Kamis (6/2/2014) siang, saham dengan inisial SRIL ini turun 24 poin.

Salah satu pialang di PT Reliance Securities, Wasty Utami, menyampaikan harga saham SRIL turun 8,3%. Pada Rabu (5/2/2014) harga saham SRIL ditutup pada harga Rp287 per lembar. Namun pada Kamis siang turun menjadi Rp263 per lembar dengan posisi harga terendah adalah Rp257 per lembar.

Promosi BRI Optimistis Bisnis Remitansi Tumbuh 25% Selama Ramadan dan Lebaran 2024

“Penurunan ini wajar ketika ada peristiwa yang menimpa pemilik emiten. Penurunan ini merupakan respons market untuk kejadian ini,” ungkap wanita yang akrab disapa Asty ini kepada Solopos.com, Kamis.

Ekspedisi Mudik 2024

Meski penurunan cukup tajam, Asty menilai penurunan ini hanya terjadi sementara dan akan kembali normal dalam waktu dekat. Dia juga menyampaikan net buy saham SRIL cukup banyak, dalam arti meski banyak investor yang menjual tapi diimbangi dengan aksi beli investor terhadap saham tersebut. Namun dia menyampaikan selama ini harga saham SRIL cenderung stabil.

Sementara itu, Branch Manager Sentra Investasi Danareksa, Melcy R.S. Makarawung, menuturkan meninggalnya Lukminto tidak akan berpengaruh besar terhadap harga saham SRIL. Dia menerangkan harga saham dipengaruhi oleh tiga faktor, yakni technical (produk), fundamental (manajemen), dan sentimen.

Menurut dia, fundamental Sritex kuat karena pendiri Sritex tersebut telah menyiapkan anaknya dan merekrut profesional yang berasal dari luar negeri untuk mengisi posisi di jajaran manajemen. Sedangkan secara produk, kualitas tekstil yang diproduksi Sritex juga bagus karena diekspor ke berbagai negara dan dipercaya membuat baju tentara di berbagai negara di dunia.

“Sentimen ini hanya jangka pendek. Penurunan akan terjadi sekitar sepekan tapi kemudian normal kembali,” papar Melcy.

Menurut dia, meski banyak investor yang menjual saham SRIL namun akan banyak pula yang akan membeli dengan pertimbangan perusahaan tersebut besar dan kuat. Bahkan dia menyampaikan harga yang sempat turun ini bisa menjadi peluang bagi investor untuk memiliki saham SRIL.

Dia juga mencontohkan seperti yang terjadi pada saham PT Gudang Garam setelah ditinggal pemiliknya beberapa tahun yang lalu juga mengalami penurunan. Namun hal itu tidak berlangsung lama dan kembali normal bahkan terus meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya