SOLO — Ketua Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), Edy Lukito, menjamin Solo tidak bisa terkoyak, meskipun terjadi serentetan peristiwa yang mengancam kondusivitas Kota Bengawan. Pernyataan itu disampaikan secara lugas saat menjadi narasumber dalam dialog publik bertajuk Merajut Solo Yang Terkoyak di d’Java Resto Solo, Sabtu (17/11/2012).
Dialog yang digelar Lembaga Kajian Lintas Kultural (LKLK) Solo itu menghadirkan empat narasumber. Selain Edy Lukito, hadir Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Solihan Mahdum Cahyana, perwakilan Lembaga Perdamaian Lintas Agama dan Golongan GKJTU Pajang Solo Pdt Adi Daan Basmono dan Ketua DPRD Solo YF Soekarno. Namun Ketua DPRD Solo berhalangan hadir digantikan tokoh masyarakat M Subachan.
Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah
“Solo dalam keadaan kondusif. Ada kepentingan yang mengoyak-oyak Solo. Contoh kasus bom bunuh diri di Gereja Kepunton. Saya sudah bilang bahwa pelakunya bukan asli Solo. Seakan-akan ada rekayasa. Tapi Solo tidak bisa terkoyak. Itu jaminan. Banyak percobaan pengoyak-oyakan terjadi, tapi kenyataan Solo belum terkoyak. Jika ada yang mengoyak, kami siap menghadapi,” tegas Edy Lukito.
Selain empat narasumber, perwakilan enam agama dan ormas juga diundang. Para tokoh masyarakat, aparat kepolisian dan Kantor Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpollinmas) pun juga hadir.
Perwakilan JAT Solo, Indro Wicaksono, menyarankan perlu adanya pemecahan terhadap kekhawatiran-kekhawatiran yang terjadi di masyarakat. Selama ini, kata Indro, JAT berkomunikasi dengan semua pihak, termasuk dengan pemerintah, FKUB, MUI dan seterusnya.
Kasat Intel Polresta Solo, Kompol M Fahrudin, mewakili Kapolresta Kombes Pol Asjima’in, menyilakan pihak-pihak yang menilai polisi melakukan pembiaran. Menurut dia, aparat kepolisian memiliki anggota dengan latar belakang yang berbeda-beda. Ia berharap kalau ada oknum silakan berkomunikasi dengan polisi.