SOLOPOS.COM - Dosen Statistik Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Pandu Riono. (Bisnis-Nancy Junita)

Solopos.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang kini mendadak berfungsi manager dalam penanggulangan Covid-19 mengklaim 70% obat di Indonesia diproduksi dalam negeri. Sayangnya klaim itu langsung dipatahkan ahlinya.

Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono membantah pernyataan Luhut terkait obat produksi dalam negeri Indonesia itu. “Sebagian besar masih impor bahan bakunya, Indonesia mampu mengemas dan memberi nama merek beda. Itu definisi produksi di dalam negeri,” ungkap Epidemiolog UI Pandu Riono melalui akun Twitternya @dpriono1, Minggu (25/10/2020).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

4 Rekomendasi Drama Thailand yang Diadaptasi dari Drama Korea

Beberapa warganet menanggapi cuitan tersebut dengan mengatakan bahwa mereka tak peduli bahannya impor atau tidak. Mereka menilai apabila diolah dan dikemas di dalam negeri, maka sudah masuk dalam kategori obat buatan dalam negeri.

“Maaf dok, dalam perdagangan internasional, suatu produk bisa disebut produksi suatu negara kalau diolah/diproduksi di negara itu, tidak peduli bahannya impor. Terjadi perubahan bentuk, misal: kapas menjadi benang, tepung terigu jadi mie. Jadi sah itu obat made indonesia,” tulis akun @OnggoWijayanto.

Warganet lainnya juga mengatakan bahwa diproduksi obat produksi dalam negeri bukan prestasi karena sudah lama dilakukan.

CEO Agensi Song Ha-ye Dicurigai di Balik Kasus Bullying Park Kyung

“Perusahaan farmasi Indonesia sudah lama produksi sendiri obat di dalam negeri. Bukan hal yg baru. Jadi prestasi kalau bahan bakunya dibuat di Indonesia,” kata @lukasomanalu.

Sudah 70%

Cuitan Pandu Riono tersebut menanggapi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebutkan bahwa sekitar 70% obat-obatan sudah bisa diproduksi di dalam negeri.

"Jadi selama Covid-19 itu, saya baru tahu kita itu hampir 90 persen obat kita impor. Sekarang saya bisa lapor kepada Anda, itu kira-kira 70 persen kita sudah buat sendiri," kata Luhut melalui kanal Youtube Lemhanas RI beberapa hari lalu.

Anime Demon Slayer atau Kimentsu No Yaiba: Mugen Train Tayang

Dia menyebutkan beberapa obat seperti, paracetamol yang merupakan obat dasar masih diperoleh Indonesia dengan mengimpor dari India. Maka, saat India menerapkan lockdown, Indonesia tidak bisa berbuat apa-apa.

"Sekarang kita sudah punya paracetamol di Cilacap. Itu petrochemical-nya Pertamina," ujarnya.

Luhut menuturkan, kondisi pandemi Covid-19 membuat Indonesia belajar untuk tidak lagi bergantung pada negara lain. Bahkan, katanya, sampai mampu memproduksi untuk pemenuhan kebutuhan sendiri, terutama terkait stok obat-obatan.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya