SOLOPOS.COM - Bupati Banyumas Achmad Husein saat memberi keterangan pers di Rumah Dinas Bupati Banyumas, Purwokerto, Banyumas, Selasa (3/3/2020) siang, terkait dengan adanya seorang warga yang suspect COVID-19 dan dirawat di ruang isolasi RSUD Banyumas. (Antara/Sumarwoto)

Solopos.com, SEMARANG — Bupati Banyumas, Achmad Husein, menuai kontroversi akibat ucapannya yang mengaku takut kena operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Lucunya, Bupati Banyumas justru meminta ke KPK untuk lebih dulu memanggil kepala daerah yang akan dilakukan OTT.

Pernyataan Bupati Banyumas itu pun viral setelah videonya tersebar di media sosial. Video itu diduga diambil saat Bupati Banyumas menggelar pertemuan dengan Ketua KPK, Firli Bahuri, di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (9/10/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami para kepala daerah, kami semua takut dan tidak mau di-OTT. Maka kami mohon kepada KPK sebelum OTT, mohon kalau ditemukan kesalahan, sebelum OTT kami dipanggil dahulu. Kalau ternyata dia itu mau berubah, ya sudah lepas gitu. Tapi kalau kemudian tidak mau berubah, baru ditangkap, Pak,” ucap Bupati Banyumas dalam rekaman video yang tersebar di media sosial itu.

Baca juga: Ketua KPK Kunjungi Kantor Gubernur Jateng, Ada Apa?

Ekspedisi Mudik 2024

Pernyataan Bupati Banyumas yang menuai berbagai komentar. Salah satunya dari mantan pegawai KPK, Aulia Postiera, yang bahkan membagikan video pernyataan Bupati Achmad Husein itu.

“Apa pendapat terkait pernyataan Bupati tersebut ? Silakan..,” tulis Aulia melalui akun Twitter @paijodirajo.

Sementara itu, Bupati Banyumas, Achmad Husein, mulai buka suara terkait pernyataannya terkait takut OTT KPK yang menuai kontroversi itu. Kader PDIP yang sudah menjabat Bupati Banyumas dua periode itu pun menyayangkan beredarnya video tersebut dan banyak disalahartikan.

Poin

“Bila melihat video ini cuplikan tidak lengkap, mohon tidak tergesa-gesa dalam memvonis, ada makna yang saya sampaikan,” ujarnya melalui akun @ir_achmadhusein, dikutip dari Suara.com.

Baca juga: Achmad Husein, Bupati Banyumas yang Dapat Gelar Pangeran dari Keraton Solo

Husein pun mengaku saat diskusi pencegahan korupsi dengan pimpinan KPK dan para kepala daerah di Jateng itu menyampaikan beberapa poin penting.

“Namanya pencegahan kan ya dicegah bukan ditindak. Sebetulnya ada enam poin yang saya sampaikan, salah satunya tentang OTT. Dengan pertimbangan bahwa OTT itu menghapus dan menghilangkan kepala daerah,” jelasnnya.

Husein menilai  OTT KPK memiliki dampak buruk pada psikis pegawai pemerintah yang pimpinannya ditangkap. “Kalau dilihat kabupaten yang pernah terkena OTT hampir pasti [kemajuan] lambat karena semua ketakutan berinovasi, suasana pasti mencekam, dan ketakutan walaupun tidak ada lagi korupsi,” ungkapnya.

Kendati demikian, politikus PDIP ini tidak menampik jika dirinya memberikan saran kepada pimpinan KPK sebelum melakukan OTT, ada baiknya memanggil dahulu kepada daerah yang diduga korupsi.

“Oleh karena itu, saya usul untuk ranah pencegahan apakah tidak lebih baik saat OTT pertama diingatkan saja dahulu dan disuruh mengembalikan kerugian negara. Kalau perlu lima kali lipat, sehingga bangkrut dan takut untuk berbuat lagi,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya