SOLOPOS.COM - Guru membersihkan lumpur di ruang Kelas I SDN 3 Sidoharjo, Sragen, Minggu (2/2/2020). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN -- Meluapnya Sungai Mungkung di Sidoharjo, Sragen, membuat bangunan sekolah, poliklinik desa (polindes), dan jalan kampung terendam sejak Sabtu (1/2/2020). Rendaman air itu menyisakan lumpur yang cukup tebal dan butuh kerja keras untuk membersihkannya.

Pantauan Solopos.com, Minggu (2/2/2020) pagi, lumpur cukup tebal memenuhi halaman SDN 3 Sidoharjo. Akibatnya halaman sekolah itu menjadi licin dan orang yang melewatinya harus berhati-hati agar tidak terpeleset.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Lumpur juga menutup lantai keramik di seluruh ruangan sekolah itu. Bekas ketinggian air masih terlihat di tembok sekolah, yakni sekitar 40 cm dari lantai sekolah. Bila diukur dari halaman sekolah ketinggian air bisa sampai 100 cm.

Takut Tertular Virus Corona, Warga Natuna Tolak Kedatangan WNI dari Wuhan China

Selain menggenangi sekolah, air luapan Sungai Mungkung juga merendam poliklinik kesehatan desa (polindes) Sidoharjo di sebelah utara sekolah itu. Tujuh guru SDN 3 Sidoharjo terlihat sibuk membersihkan lumpur di dalam kelas, ruang guru, dan ruang perpustakaan sekolah itu, Minggu pagi.

Ruangan itu semprot dengan air yang disedot menggunakan pompa. Para guru bahu-membahu membersihkan ruang demi ruang sampai selesai.

Guru Kelas V SDN 3 Sidoharjo, Suroto Wibowo, 55, mengatakan peristiwa ini merupakan banjir kali kedua selama musim penghujan ini. Banjir pertama pada 27 Desember 2019 tetapi hanya empat ruang kelas yang terendam, yakni kelas I-IV dengan ketinggian air di atas mata kaki.

Pabrik Kemeja PT Hermosa Garment di Ceper Klaten 2 Jam Terbakar

"Kalau semalam ketinggian air sampai 40 cm di dalam ruang. Enam kelas, ruang guru, musala, dan perpustakaan terendam semua," ujar Suroto saat berbincang dengan Solopos.com di sela-sela membersihkan lantai ruang guru, Minggu siang.

Banjir sudah menjadi langganan di sekolah di Dukuh Kleco Kulon, Desa/Kecamatan Sidoharjo, Sragen. Beruntung semua peralatan sekolah, buku-buku, berkas, dan seterusnya masih aman dari banjir. Hanya satu unit speaker aktif yang sempat terendam air.

"Untungnya pas hari libur. Hari ini harus selesai bersih-bersih. Desember lalu hanya empat kelas selesai sampai setengah hari. Kali ini, selain ruang sekolah, halaman sekolah yang luas juga dibersihkan," ujar Suroto.

Kali Mungkung Meluap, 706 Rumah Warga di Sragen Kebanjiran

Para guru tak melibatkan para siswa untuk bersih-bersih sekolah karena para guru tahu siswa juga ada yang rumahnya kebanjiran. Siti Nuryati, 47, guru Kelas III yang juga warga Karangmalang, Sragen, jauh-jauh datang ke sekolah untuk ikut bersih-bersih.

Setiap habis banjir, para guru yang selalu bekerja bakti karena sudah rutin setiap tahun. Bukan hanya mereka yang membersihkan lumpur. Warga di Dukuh Wirun pun bergotong-royong menyemprot jalan yang tertutup lumpur supaya tidak licin.

Beberapa warga juga sibuk membersihkan lumpur di dalam rumah masing-masing. Salah satunya di rumah almarhum Sariyo, 73, yang kosong semalam. Sejumlah keluarga Sariyo menyemprot rumah yang cukup luas itu agar bersih dari lumpur.

Kali Mungkung Banjir, Ring Road Sragen Sempat Putus 3 Jam

Sunarto, warga Wirun RT 017, Sidoharjo, Sragen, membersihkan rumah milik orang tuanya itu. "Ketinggian air semalam sampai 50 cm di dalam rumah. Rumah kami di RT 017 juga terendam. Tadi setelah bersih-bersih rumah sendiri kemudian bersih-bersih rumah simbah di RT 018 ini. Kebetulan rumah simbah ini paling rendah di antara rumah-rumah warga lainnya dan selalu jadi langganan banjir saat Sungai Mungkung meluap," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya