SOLOPOS.COM - Pekerja menyelesaikan pekerjaan pondasi proyek pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, beberapa waktu lalu. (Dok/JIBI/Bisnis)

LRT Jakarta segera dibangun. Namun dalam pembahasan, Menhub Ignasius Jonan dan Ahok berbeda pendapat soal spesifikasi kereta dan rel yang akan dipakai.

Solopos.com, JAKARTA — Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Cahaya Purnama (Ahok) berbeda pendapat soal spesifikasi sarana dan prasarana kereta api ringan (light rail transit/LRT). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution perbedaan pendapat tersebut dilatar belakangi atas perbedaan alat spesifikasi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dia merinci perbedaan pendapat terkait dengan spesifikasi teknis dari kereta standar dan kereta ringan dengan rel lebih kecil. “Ya itu mereka [Jonan dan Ahok] memang ada perbedaan pendapat yang tidak bisa diputuskan,” katanya di Kemenko Perekonomian, Jumat Malam (4/3/2016).

Dari sisi operator, kedua pejabat publik itu juga berbeda pendapat. Namun, tambah Darmin, perbedaan pendapat tidak selebar pada penyediaan sarana dan prasarana. Menurut dia, masing-masing pihak menganggap pendapatnya benar.

Karena itu, pemerintah membentuk tim teknis untuk mengurai perbedaan pendapat ini. Tim ini akan menelusuri opsi mana yang lebih murah. Keputusan akhir mengenai spesifikasi sarana dan prasarana LRT bakal ditentukan setelah rapat koordinasi lanjutan yang rencananya digelar pada Senin (7/3/2016).

Sementara itu, Ahok menegaskan pihaknya menginginkan spesifikasi sarana dan prasarana standar internasional. Menurut dia, penggunaan sarana dan prasarana standar lebih murah dibandingkan memesan khusus. Dia memakai logika ekonomi semakin banyak penawaran, maka harga kian murah. Penilaian murah bagi Ahok tidak cuma saat pembelian awal, namun juga jangka panjang ketika masuk fase pengoperasian.

Namun, dia melanjutkan, Jonan berpendapat sebaliknya. Memesan sarana dengan spesifikasi khusus belum tentu lebih mahal. “Nah ini yang kita berdebat tadi, mau ikut yang mana,” tegasnya.

Ahok membenarkan bisa jadi pemesanan khusus lebih murah. Namun, pihaknya khawatir penyedia sarana bakal menaikkan harga secara sepihak.
“Apa cuma pertamanya murah tapi habis itu kita dikerjain. Pertanyaannya ada jaminan tidak? Udah enak sama kamu [penyedia sarana] terus naikin harga gimana?,” ujarnya.

Dia menuntut Jonan memberikan perhitungan yang jelas. Setelah itu, ledua opsi akan dibandingkan menggunakan parameter yang sebanding. Pemerintah harus segera memutuskan karena April akan dilakukan lelang.

Lebih jauh, dia menjelaskan dirinya dan Jonan tidak memiliki perbedaan pendapat dalam penancapan trase. Hal paling penting penancapan trase harus konsisten. “Kalau di tiga ya harus tiga terus, tidak boleh misalnya tiga tiba-tiba jadi dua gara-gara ada tiang,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya