SOLOPOS.COM - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) (Bisnis.com).

Solopos.com, JAKARTA – Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan atau LPS, Didik Madiyono mengaku optimis terhadap pemulihan ekonomi nasionak di 2021 dan 2022.

Memang Indonesia dan berbagai negara di dunia tengah menghadapi dinamika situasi Pandemi Covid- 19, namun demikian sinyal pemulihan ekonomi mulai menunjukan perbaikan yang signifikan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal kedua tahun 2021 kemungkinan besar sudah positif secara year-on-year [YoY]. Hal ini tampak dari membaiknya berbagai indikator ekonomi riil seperti PMI Manufaktur. Survei keyakinan konsumen, survei kegiatan dunia usaha, pertumbuhan penjualan ritel, dan penjualan kendaraan bermotor,” ujar Didik pada acara webinar Ikatan Alumni Asian Institute of Management (AIM) Indonesia bertema, “Second Wave: What Next? Kebijakan Fiskal, Perbankan dan Investasi di Tengah-Tengah Gelombang Kedua”, Senin 29 juni 2021.

Baca juga: Ketua DK Sebut Pengelolaan Aset LPS Aman dan Tidak Ada Penyimpangan Aneh

Meskipun data-data ini, lanjut Komisioner LPS, Didik posisinya masih sebelum peningkatan kasus positif Covid-19 pasca arus mudik dan arus balik Lebaran. Namun, peningkatan kasus positif ini terjadi di dua pekan terakhir bulan Juni. Sehingga baru akan berpengaruh pada pertumbuhan di kuartal ketiga.

Sedangkan pengaruhnya pada pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua relatif terbatas. Oleh sebab itu, menurut Didik, pertumbuhan ekonomi di atas 4 persen masih mungkin tercapai di tahun 2021.

“Meskipun demikian, tentu realisasi pertumbuhan ekonomi akan sangat tergantung dari keberhasilan setiap negara. Termasuk Indonesia dalam mengatasi pandemi, termasuk pula efektivitas penyaluran vaksin kepada masyarakat. Disiplin masyarakat dalam menjaga protokol kesehatan. Segala daya upaya pemerintah untuk mengatasi ini, seperti PPKM Mikro dan akselerasi vaksinasi di masyarakat wajib didukung bersama,” tambah Komisioner LPS, Didik Madiyono.

Baca juga: Pengumuman PPKM Darurat Direspons Positif, IHSG Ditutup Menghijau

LPS Tampil Ke Depan

Dalam paparannya, Didik Madiyono juga menyampaikan komposisi jenis simpanan tiap sektor industri korporasi swasta non-keuangan per Mei 2021. Komposisi simpanan pada posisi sebelum Pandemi (Des-2019). Tampak bahwa beberapa sektor korporasi sudah mulai menggeser simpanannya dari Deposito ke Giro. Seperti industri Otomotif, Perkayuan, dan Telekomunikasi.

“Adanya pergeseran komposisi simpanan dalam bentuk giro ini menjadi salah satu indikator pemulihan ekonomi. Artinya sektor tersebut sudah siap untuk kembali melakukan ekspansi”, jelas Didik Madiyono.

Kemudian dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi nasional dan menjaga stabilitas sistem perbankan, LPS telah menerbitkan kebijakan penurunan tingkat bunga penjaminan. Juga relaksasi denda keterlambatan pembayaran premi, dan relaksasi waktu penyampaian laporan. Hal ini untuk mendorong fungsi intermediasi perbankan.

Baca juga: Danone-Aqua dan Veolia Resmikan Pabrik Daur Ulang Termutakhir

Didik Madiyono menyatakan, LPS sebagai lembaga resolusi perbankan  dituntut selalu siap menghadapi kondisi apapun. Bahkan apabila diperlukan untuk melakukan resolusi. Ia pun menekankan, bahwasanya sesuai dengan amanat UU No. 2 Tahun 2020, LPS diharapkan lebih tampil ke depan guna mencegah kegagalan bank.

“Artinya menjadi risk minimizer atau mencegah adanya kegagalan bank. Dengan menempatkan dana kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditas tetapi tidak bisa mengakses pinjaman likuiditas dari bank sentral. Akan tetapi bila permasalahan bank sudah menyangkut solvabilitas, maka penyelesaiannya tidak melalui penempatan dana. Tetapi melalui proses resolusi,” jelasnya.

Dari sisi cakupan penjaminan, menurut Didik, besaran maksimum nilai simpanan yang dijamin LPS sebesar Rp miliar per nasabah per bank. Ini setara dengan 35,1 kali PDB per kapita nasional tahun 2020.

“Rasio ini jauh di atas rata-rata negara-negara berpendapatan menengah ke atas yang sebesar 6,29 kali PDB per kapita. Hal ini menunjukkan tingginya komitmen LPS dalam menjaga kepercayaan deposan bank agar tetap merasa aman, tenang, dan pasti untuk menyimpan uangnya dalam sistem perbankan nasional,” pungkas Didik.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya