SOLOPOS.COM - MOBIL HIJAU -- Suasana sebuah pabrik perakitan mobil di Sunter, Jakarta. Pemerintah memastikan program mobil hijau berbiaya rendah (low cost green car) bergulir tahun depan. (JIBI/Bisnis Indonesia/Dedi Gunawan)

MOBIL HIJAU -- Suasana sebuah pabrik perakitan mobil di Sunter, Jakarta. Pemerintah memastikan program mobil hijau berbiaya rendah (low cost green car) bergulir tahun depan. (JIBI/Bisnis Indonesia/Dedi Gunawan)

JAKARTA – Pemerintah memastikan implementasi program mobil hijau (low cost and green car/LCGC) akan bergulir pada tahun depan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi mengatakan sebelum direalisasikan pada tahun depan pemerintah akan menyelesaikan seluruh regulasi mobil hijau pada tahun ini. “Regulasinya kami usahakan selesai pada tahun ini sedangkan pada tahun berikutnya kami harapkan program ini bisa berjalan dengan baik,” kata Budi hari ini.

Saat ini, ungkapnya, posisi pemerintah masih memperdalam ketentuan legalistik formal terkait dengan insentif perpajakan terutama soal penetapan cukai otomotif sebagai pengganti diskon pajak penjualan barang mewah (PPnBM). Namun, Budi enggan membeberkan terperinci soal perubahan insentif perpajakan menjadi sistem cukai. Dia berdalih pemerintah hanya bisa mengumumkan apabila seluruh regulasi mobil hijau telah tuntas dan diterbitkan menjadi peraturan resmi.

“Kami terus berkumpul untuk merumuskan legalitasnya termasuk apakah yang akan ditetapkan PPnBM atau cukai. Ini perlu kelengkapan syarat legal administrative yang cukup detail,” lanjutnya. Karena itu, dia meminta kalangan agen tunggal pemegang merek (ATPM) yang ingin terlibat dalam proyek mobil hijau tak perlu khawatir karena pemerintah berjanji akan memberikan payung hukum yang sesuai dengan aspirasi industri otomotif. “Saya harap seluruh ATPM jalan terus saja untuk menyiapkan produk LCGC di bawah 1,5 liter,” katanya.

Direktur Pemasaran PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Endro Nugroho optimistis program mobil hijau dapat menjadi salah satu tulang punggung dalam memperbesar volume penjualan dan pangsa pasar mobil di Indonesia. Selain itu, program ini dinilai dapat menjadi salah satu alternatif dalam meredam penurunan penjualan mobil ketika pemerintah membatasi konsumsi BBM bersubsidi untuk mobil berkapasitas di atas 1.500 cc.

Hal ini disebabkan produk mobil hijau masuk pada segmen mesin di bawah 1.200 cc sehingga dijamin tak terimbas kebijakan pembatasan BBM bersubsidi. “Kami yakin mobil murah dan ramah lingkungan akan menjadi tulang punggung kedua setelah produk-produk low MPV Suzuki,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya