SOLOPOS.COM - Terminal Ir Soekarno Klaten. (Dephub.go.id)

Solopos.com, KLATEN – Gelombang pemudik sebagai dampak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta belum terlihat di Terminal Ir Soekarno Klaten. Jumlah penumpang yang turun di terminal itu relatif tidak ada peningkatan signifikan selama beberapa hari terakhir.

Sebagai informasi, PSBB ketat di Jakarta berlangsung mulai Senin (14/9/2020). Sementara, berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com, jumlah total penumpang turun di Terminal Ir Soekarno dari Minggu (13/9/2020) hingga Kamis (17/9/2020) siang sebanyak 139 orang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pada Kamis, penumpang turun di Klaten mulai pukul 00.00 WIB hingga 11.00 WIB sebanyak 19 orang. Dari belasan orang itu, ada dua orang yang tiba dari Jakarta. Sisanya datang dari berbagai daerah seperti Depok, Pandeglang, Cianjur, Karawang, Tangerang, Bogor, Bandung, dan Lampung.

“Tidak ada lonjakan penumpang secara signifikan. Tidak seperti pada PSBB yang sebelumnya diberlakukan beberapa waktu lalu,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Klaten, Sudiyarsono, saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (17/9/2020).

Satlantas Polresta Solo: Balap Lari Di Jalan Raya Tidak Dibenarkan

Pendataan

Meski tak menunjukkan lonjakan gelombang pemudik, pemantauan tetap dilakukan di Terminal Ir Soekarno Klaten. Petugas melakukan pendataan kepada para penumpang serta asal daerah ketika turun di wilayah Klaten.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Klaten, Ronny Roekmito, juga memastikan hingga Kamis belum menunjukkan tren gelombang pemudik sebagai dampak PSBB Jakarta.

“Memang ada yang pulang ke Klaten dan itu sudah ada sejak sebelum PSBB. Jadi bukan gelombang pemudik karena ada PSBB itu. Hanya pulang sebentar, kemudian balik lagi,” ungkap dia.

Solopos Hari Ini: Berharap Pemerintah Berubah

Memantau Warga

Sebelumnya pemkab meminta gugus tugas tingkat RT, RW, hingga desa tetap memantau kondisi warga di wilayah masing-masing. Gugus tugas RT dan RW sudah diminta mendata warga mereka yang merantau atau melaju. Hal itu sudah dilakukan sejak ada kasus penularan Covid-19 dari perantau yang pulang kampung beberapa waktu lalu.

“Saya sudah memerintahkan gugus tugas di wilayah mencatat warga yang merantau atau para pelaju. Setiap RT dan RW saat ini sudah ada datanya. Dari sana nanti bisa dilihat kondisi warga di wilayah masing-masing seperti apa. Kalau memang ada pemudik yang baru saja pulang, mereka wajib melakukan isolasi mandiri,” kata Bupati Klaten, Sri Mulyani.

Ketua RW 018, Dukuh Kuntulan, Desa Pandes, Kecamatan Wedi, Indarto, 62, mengatakan secara aktif gugus tugas di wilayahnya memantau kondisi setiap warga serta terus menyosialisasikan imbauan agar warga tetap mematuhi protokol pencegahan Covid-19. Terkait warga yang merantau, Indarto mengatakan hingga kini belum ada yang mudik.

“Sampai saat ini belum ada yang mudik. Ya mungkin karena situasi dan aturan serta untuk saling menjaga,” kata Indarto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya