SOLOPOS.COM - Warga bersama sukarelawan dan personel polisi membersihkan reruntuhan bangunan milik Darti, 50, di Kerokan RT 001/RW 005, Desa Tremes, Sidoharjo, Wonogiri yang hancur akibat tertimpa ambrolan talut, Rabu (28/9/2016). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Longsor Wonogiri terjadi di 6 kecamatan.

Solopos.com, WONOGIRI–Sejumlah bencana terjadi di Wonogiri akibat hujan deras yang mengguyur sejak Selasa (27/9/2016) petang hingga Rabu (28/9/2016) pagi. Bencana tersebut terjadi di enam kecamatan, yakni Sidoharjo, Jatisrono, Kismantoro, Giritontro, Jatiroto, dan Paranggupito.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Rabu, di Sidoharjo terjadi talut longsor menimpa tembok dapur dan kamar rumah warga Kerokan RT 001/RW 005, Desa Tremes, Rabu pukul 00.30 WIB. Akibat kejadian itu seorang nenek berusia 90 tahun mengalami luka di pelipis kanan dan kaki. Kerugian ditaksir mencapai Rp40 juta. Di Jatisrono terjadi dua peristiwa, yakni talut sungai di Mirahan, Desa Tanjungsari sepanjan 15 meter dengan ketinggian 6 meter ambrol. Akibat kejadian itu satu rumah milik Hadi terancam ambles.

Ekspedisi Mudik 2024

Selain itu juga ada pohon bambu roboh menimpa TK Pertiwi 1 Watangsono, rumah dinas SDN Watangsono 1, dan Kantor Desa Watangsono, Jatisrono. Di Jatiroto terjadi longsor menimpa satu rumah milik Kimin warga Dawungan RT 001/RW 003, Desa Dawungan. Sebagian rumah tertimpa material longsoran. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Di Giritontro terjadi banjir yang sempat merendam sembilan rumah warga Dusun Tlogosari, Desa Tlogosari. Di Paranggupito terjadi dua musibah, yakni banjir merendam 13 rumah warga di Dusun Glagahombo RT 001/RW 003, Desa Gendayakan dan rumah ambles di Bangampel RT 003/RW 001, Desa Gendayakan. Rumah itu milik Wartono, 55. Tidak ada korban jiwa dalam dua peristiwa itu.

Pantauan Solopos.com di lokasi musibah talut ambrol di Sidoharjo, puluhan warga, sukarelawan, personel TNI dan polisi bergotong royong membersihkan material reruntuhan. Talut setebal hampir dua jengkal telapak tangan orang dewasa yang diatasnya berdiri pagar setinggi 5 meter dengan panjang 12 meter ambrol menimpa tembok dapur dan dua kamar rumah milik Darti, 50. Talut bisa menimpa tembok bangunan karena jarak keduanya kurang dari 1 meter. Tembok dapur dan kamar hancur diduga lantaran tak kuat menahan beban talut yang ambrol. Akibat kejadian itu penghuni kamar, Sariem, 90, mengalami luka di pelipis kepala dan kaki. Sedangkan dua penghuni lainnya, Wakiman, 65, dan cucunya, Intan, 7, bisa menyelamatkan diri. Saat kejadian, Rabu pukul 00.30 WIB, mereka sedang tidur.

Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Heri Wibowo, menyampaikan talut penahan tanah ambrol diduga kuat karena tak kuat menahan beban air hujan yang tertampung di dalam tanah. Hujan mengguyur sejak Selasa petang. Selain itu dimungkinkan karena usia talut yang sudah tua. Informasi dari pemilik rumah, talut dibangun sejak lebih dari 30 tahun silam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya