SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanah longsor (JIBI/Solopos/Antara)

Longsor Sukoharjo, Pemdes Pranan meminta BBWSBS memperbaiki talut di Bengawan Solo yang longsor akhir Juni.

Solopos.com, SUKOHARJO–Pemerintah Desa (Pemdes) Pranan, Kecamatan Polokarto, melayangkan surat resmi kepada Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS). Surat resmi itu permintaan perbaikan talut tanah di Sungai Bengawan Solo yang longsor pada akhir Juni.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Desa Pranan, Haryanto, mengatakan telah dua kali mengirim surat resmi ke BBWSBS agar segera memperbaiki talut yang longsor di Sungai Bengawan Solo. Hingga kini, talut yang longsor belum ditindaklanjuti oleh BBWSBS.

“Kami sudah dua kali mengirim surat kepada BBWSBS. Sekarang masih menunggu respons dari BBWSBS,” kata dia, saat dihubungi Solopos.com, Senin (1/8/2016).

Selain talut tanah yang longsor, talut di sekitar saluran pembuangan air retak saat diterjang derasnya aliran sungai. Keretakan talut lebih dari 30 centimeter yang berpotensi jebol apabila turun hujan lebat dengan intensitas tinggi. Namun, talut yang retak itu telah diperbaiki oleh BBWSBS pada beberapa waktu lalu.

Kini, hanya talut tanah longsor yang mengancam ribuan rumah penduduk di dekat sungai. Masyarakat waswas saat turun hujan lebat pada malam hari. “Kalau talut yang retak sudah diperbaiki. Sekarang hanya tinggal talut tanah longsor yang belum ditindaklanjuti oleh instansi terkait,” ujar dia.

Saat turun hujan lebat dengan intensitas tinggi, warga setempat tak bisa tidur nyenyak lantaran khawatir talut tanah longsor berpotensi jebol. Kondisi talut tanah yang longsor cukup parah. Apabila tak segera diperbaiki bakal mengancam sekitar 2.700 keluarga yang berdomisili di wilayah itu.

Beberapa waktu lalu, petugas BBWSBS telah mendatangi lokasi talut tanah yang longsor. Mereka mengukur dan mendata kerusakan talut tanah yang longsor. “Beberapa bulan lagi sudah memasuki musim penghujan. Kalau bisa perbaikan talut yang longsor sudah rampung sebelum datangnya musim penghujan,” papar Haryanto.

Haryanto membeberkan ratusan rumah penduduk terendam banjir pada Juni lalu. Kala itu, curah hujan cukup tinggi sehingga air sungai meluap dan menggenangi rumah-rumah penduduk. Tak ayal, masyarakat mengungsi ke Balai Desa Pranan selama semalam. Setelah banjir mulai menyusut, warga kembali ke rumah untuk membersihkan sisa-sisa lumpur dan kotoran yang menempel di lantai.

Di sisi lain, anggota Staf Bidang Operasi dan Pemeliharaan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), Samsi, mengatakan masih menghitung kebutuhan dana yang digunakan untuk membiayai perbaikan talut tanah yang longsor. Ada beberapa lokasi talut sungai yang longsor di sepanjang Sungai Bengawan Solo yakni di Sukoharjo dan Sragen.

Menurut Samsi, anggaran pemeliharaan talut sungai cukup terbatas. “Kami pasti memperbaiki talut sungai di Desa Pranan. Sekarang kami masih menghitung kebutuhan dana karena terbatasnya anggaran,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya