SOLOPOS.COM - Tebing Sungai Garuda di RT 001/RW 004, Dukuh Kerisan, Desa Tangkil, Kecamatan Sragen Kota, Sragen, longsor pada Minggu (13/11/2016). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Longsor Sragen, empat rumah di Desa Tangkil terancam longsor tebing Sungai Garuda.

Solopos.com, SRAGEN — Empat rumah warga Desa Tangkil, Kecamatan Sragen Kota, terancam ambrol karena gerusan arus Sungai Garuda yang mengakibatkan tebing sungai setinggi 5 meter longsor.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Longsornya tebing sungai di pinggir empat rumah warga itu terjadi saat air anak Sungai Bengawan Solo tersebut meluap, Minggu (13/11/2016) pukul 09.30 WIB.

Keempat rumah warga yang terancam masing-masing milik Parmin, 45, warga RT 001/RW 004 Dukuh Kerisan, Tangkil; Parto, 55, dan Rakiyem, 65, warga RT 002/RW 004 Dukuh Krisan, Tangkil; dan Poniman di lingkungan RW 003 Dukuh Karanglegi, Tangkil.

Tebing Sungai Garuda longsor di samping rumah Parmin sepanjang 10 meter dengan ketinggian 5 meter. Longsoran tebing sungai itu mengakibatkan bagian bangunan kandang sapi milik Parmin ikut longsor.

Jarak longsornya tebing sungai itu tinggal dua meter dari dinding rumah Parmin. “Saat kejadian saya bekerja. Tiba-tiba ada orang di rumah yang meminta saya pulang karena tanah di samping rumah longsor. Peristiwa itu terjadi setelah air luapan Sungai Garuda surut pada pukul 09.30 WIB. Sejak pukul 06.00 WIB, luapan air sungi itu sempat menggenangi jalan di Dukuh Kerisan ini,” ujar Parmin saat ditemui Solopos.com di lokasi kejadian.

Parmin menyampaikan para warga bergotong-royong membuat talut sementara dengan tumpukan sak berisi pasir pada 9 Oktober lalu. Tumpukan sak berisi pasir itu ikut terbawa longsor ke dasar sungai.

“Kami berharap ada perhatian dari pemerintah kabupaten,” ujarnya.

Para perangkat desa yang dipimpin Kepala Desa Tangkil Agus Sriyanto dan bintara pembina desa (babinsa) berkumpul di rumah Parmin. Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di bawah koordinasi Heru Wahyudi juga tiba di lokasi bencana dan mendata jumlah rumah yang terancam.

Ketua RW 004 Dukuh Kerisan, Paiman, 55, mengatakan longsornya tebing sungai juga mengancam tiga rumah lainnya, yakni rumah Parto, Rakiyem, dan satu rumah di RW 003. Paiman menunjukkan rumah Parto yang juga terancam longsor kandang kambingnya, serta rumah Rakiyem yang terancam longsor di bagian kamar mandi.

“Dulu tanah di belakang rumah ini masih selebar lima meter sampai bibir sungai. Sejak normalisasi sungai, tanah tergerus habis. Kini, fondasi kamar mandi berada di bibir sungai,” kata Rakiyem.

Ketua RT 002/RW 004 Dukuh Kerisan, Giman, berharap pemerintah kabupaten segera membantu warga yang terancam rumahnya. Dia meminta supaya ada bantuan talut beronjong agar gerusan arus Sungai Garuda tak mengancam rumah warga.

“Talut di rumah Rakiyem ini panjangnya sampai 15 meter dan tinggi sampai lima meter. Demikian pula kebutuhan talut yang mengancam kandang kambing milik Parto juga 10 meter,” ujar dia.

Kades Tangkil Agus Sriyanto sudah melaporkan peristiwa bencana alam itu kepada Camat Sragen Kota Yuniarti yang ditembuskan ke BPBD Sragen hingga ditembuskan ke Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen. Dia mengatakan ancaman longsor itu menjadi bencana tahunan bagi warga di bantaran Sungai Garuda.

Beberapa waktu lalu, Agus mengusulkan bantuan untuk tujuh lokasi rawan longsor di sepanjang aliran Sungai Garuda mulai dari Dukuh Karanggungan sampai Gabus Tangkil kepada Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS).

“Dari tujuh lokasi yang kami usulkan disetujui satu lokasi di sebelah utara Jembatan Bugel. Sedangkan yang enam lokasi diatasi dengan gotong-royong dan bantuan infrastruktur dari BPBD dan BNPB [Badan Nasional Penanggulangan Bencana],” kata dia.

Pada pos belanja bencana alam di anggaran pendapatan dan belanja (APB) Desa Tangkil ada alokasi anggaran Rp10 juta. Agus membagi anggaran itu untuk empat lokasi, salah satunya untuk menalut sementara tebing di samping rumah Parmin.

“Intinya, kami tidak mampu membuat talut permanen. Kami berharap Pemkab mau mengalokasi anggaran secara bertahap untuk talut permanen dengan batu berberonjong di aliran Sungai Garuda di wilayah Tangkil sepanjang 3 km,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya