SOLOPOS.COM - Bantuan berupa pakaian bekas menumpuk di rumah relokasi sementara di Dukuh Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Ponorogo, Jumat (21/4/2017). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Longsor Ponorogo, bantuan untuk korban bencana longsor Banaran melimpah dan terus mengalir.

Madiunpos.com, PONOROGO — Bantuan berupa logistik untuk korban bencana longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, menumpuk. Hingga tiga pekan setelah bencana itu terjadi, bantuan logistik masih terus mengalir.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pemerintah desa setempat mengaku kebingungan mendistribusikan logistik tersebut kepada para pengungsi. Pantauan Madiunpos.com di lokasi, bantuan berupa mi instan, beras, pakaian, perabotan rumah tangga, gula, dan lainnya menumpuk di posko gudang logistik di rumah Kades Banaran dan gedung SDN Banaran.

Selain itu, di kompleks rumah relokasi sementara juga terlihat bantuan tersebut menumpuk. Bahkan untuk bantuan berupa pakaian bekas ada belasan karung dan dibiarkan tergeletak di depan rumah.

Ekspedisi Mudik 2024

Seorang warga yang menempati rumah relokasi sementara, Misirah, 43, mengatakan bantuan berupa logistik sudah menumpuk. Masing-masing keluarga di rumah relokasi sementara juga telah menerima bantuan logistik tersebut.

“Kalau untuk bantuan berupa beras, mi instan, gula, selimut, dan lainnya sudah dibagi-bagikan. Bahkan di rumah relokasi penuh dengan barang-barang itu,” kata dia, Jumat. (Baca: Buka 4 Rekening, Bantuan Korban Longsor Banaran Capai  Rp1,1 Miliar)

Misirah menuturkan saat ini bantuan berupa pakaian bekas masih menumpuk di lokasi rumah relokasi sementara. Ia mengaku kesulitan mencari pakaian layak dan pas untuk dipakai. Hal ini karena sebagian besar pakaian bekas itu kebesaran atau kekecilan dan terkadang juga ada yang sudah rusak karena digigit tikus.

“Kalau untuk pakaian bekas memang tidak dibagi. Kalau ada yang mau ambil silakan. Pengungsi kalau mau ambil juga langsung ngambil,” jelas dia.

Kepala Desa Banaran, Sarnu, mengaku bingung untuk mendistribusikan bantuan yang terus mengalir ke pos penampungan bantuan. Dia menuturkan sebagian bantuan berupa kebutuhan sehari-hari, sembako, peralatan masak, mi instan, dan lainnya telah didistribusikan kepada sekitar 330 korban dan warga yang mengungsi.

Meski sudah dibagi, masih ada banyak sembako yang tertampung di rumahnya dan gedung SDN Banaran. “Saya juga bingung bagaimana cara membagikan bantuan logistik ini,” kata dia.

Sarnu menyebut saat ini bantuan logistik di rumah relokasi sementara juga sudah menumpuk. Padahal, bantuan dari masyarakat dan instansi swasta masih terus mengalir.

Lebih lanjut, ia mengaku khawatir jika seluruh bantuan tersebut langsung diberikan kepada korban dan pengungsi, bantuan itu akan langsung habis dan tidak digunakan sesuai kebutuhan. Padahal, pengungsi masih lama tinggal di rumah relokasi.

“Bantuan yang akan diberikan kepada pengungsi dicek dulu oleh petugas kesehatan, terutama bantuan makanan yang memiliki waktu kedaluwarsa,” jelas dia.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya