SOLOPOS.COM - Gunung Merapi (ilustrasi/JIBI/dok)

Solopos.com, BOYOLALI--Pendaki Gunung Merapi dan Merbabu diminta untuk menunda aktivitas pendakian gunung awal tahun ini paling tidak sampai Maret.
Kondisi cuaca ekstrem dan curah hujan yang tinggi belakangan ini dinilai cukup berbahaya bagi pendaki.

Relawan Jaringan Informasi Lingkar (Jalin) Merapi, Mujianto, mengatakan kondisi jalur pendakian di Gunung Merapi saat ini sangat labil. Terutama jalur yang penuh dengan material batu labil. Peringatan ini disampaikan Mujianto menyusul sudah jatuh dua korban yang mengalami kecelakaan di Pasar Bubrah akibat terkena longsoran bebatuan Gunung Merapi, Minggu (26/1/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia juga menilai, jalur pendakian Merapi saat ini sangat berbahaya bagi pendaki pemula. Apalagi, pendaki yang sebelumnya belum pernah ke Merapi. “Kalau tetap mau mendaki harus dengan persiapan matang dan informasi yang cukup soal Gunung Merapi,” kata Mujianto, kepada wartawan, Senin (27/1/2014).

Dia menjelaskan, status Gunung Merapi yang aktif dan masih sering terjadi hembusan asap cukup membahayakan pendaki. “Jalur ke puncak juga banyak sekali sudut kemiringan yang curam yang juga rawan longsor.”

Komandan Search and Resque (SAR) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetyo, juga mengingatkan agar pendaki mengurangi aktivitas pendakian paling tidak sampai Maret mendatang. “Yang jelas cuaca ekstrem sangat berbahaya bagi para pendaki.”

Sementara itu, dua korban longsoran batu di puncak Merapi, Theopilus Angga, 23, (bukan Lubis seperti diberitakan sebelumnya), dan Angelica Tambunan, 21, berhasil dievakuasi oleh relawan dan tim SAR BPBD Boyolali.

Theopilus diketahui adalah warga Jl. Nias, Ngemplak, Gilingan, Banjarsari, Solo dan Angelica Tambunan adalah mahasiswa asal Medan. Keduanya adalah mahasiswa Universitas Atmajaya Jogjakarta. Keduanya dievakuasi dengan menggunakan tandu bahkan Theopilus diketahui menderita patah tulang kaki kanan akibat tertimpa batu. Pascaevakuasi keduanya langsung dibawa ke RSUD Pandanarang. Tetapi pada Senin siang Theopilus dirujuk ke RS Ortopedi Prof.DR. R. Soeharso Solo.

Menurut Fajar, evakuasi terhadap korban memakan waktu cukup lama karena relawan juga harus berhati-hati saat menyusuri jalur turun. “Sampai bawah gunung Senin sekitar pukul 02.00 WIB pagi.”

Angelica saat ditemui wartawan di RSUD Pandanarang menyebutkan pendakian kali ini adalah pendakian perdananya. “Bagi saya dan Pilus ini pendakian pertama.” Dia tetap menjalani perawatan di RSUD Pandanarang karena kondisinya hanya nyeri dan kaki kiri sedikit bengkak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya