SOLOPOS.COM - Sejumlah orang berada di lokasi tebing longsor di lereng Gunung Wilis, Kabupaten Madiun, Kamis (21/1/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Siswowidodo)

Longsor Madiun menurut BPBD Madiun paling mungkin terjadi di 14 titik rawan longsor di Dagangan.

Madiunpos.com, MADIUN — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun, Jawa Timur memetakan titik-titik rawan bencana alam tanah longsor. Hasilnya, terdeteksi 14 titik di Desa Mendak, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun yang merupakan lokasi paling rawan tanah longsor selama musim penghujan 2016 ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ke-14 titik itu disebut BPBD Kabupaten Madiun merupakan lokasi paling rawan tanah longsor di Madiun ketimbang sejumlah daerah di wilayah setempat yang juga rawan bencana alam tersebut.  “Sebanyak 14 titik rawan longsor di Desa Mendak tersebut lokasinya berdekatan dengan rumah warga sehingga membahayakan keselamatan masyarakat,” ungkap Kepala BPBD Kabupaten Madiun, Edy Hariyanto kepada wartawan di Madiun, Minggu (31/1/2016).

Atas pertimbangan itu, Edy Hariyanto meminta warga yang bertempat tinggal di lokasi tersebut waspada apabila hujan deras turun hingga beberapa jam, terlebih lagi jika hujan turun semalaman penuh. Warga diimbau untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman saat hujan, seperti tempat kerabat, tetangga, ataupun tempat aman lainnya.

Edy menjelaskkan, selain memetakan daerah rawan longsor, pihaknya juga menyediakan posko terpadu untuk memantau situasi kerawanan bencana di Desa Mendak. “Posko tersebut akan memantau semua perkembangan yang ada dan juga memuat semua informasi masing-masing titik rawan bencana,” kata dia.

Kepala Desa Mendak Nur Cholifah menanggapi pernyataan BPBD Kabupaten Madiun itu dengan berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Kabupaten Madiun guna melakukan perbaikan sejumlah infrastruktur desa yang rawan longsor. “Hasilnya disepakati Dinas PU Pengairan akan melakukan perbaikan pada tiga talut yang digunakan sebagai aliran air dan memantau titik rawan longsor di tiga dusun yang ada di desa setempat,” katanya.

Pihaknya juga meminta dan menyosialiasikan kepada warga desa setempat untuk mencari lokasi yang aman jika hendak mendirikan rumah. Hendaknya tidak berdekatan dengan tebing yang rawan longsor saat curah hujan tinggi.

Intensitas Hujan Tinggi
Ia menambahkan, sesuai laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda kepada BPBD Kabupaten Madiun, intensitas hujan masih akan tinggi hingga akhir Februari mendatang. “Untuk itu, warga yang bertempat tinggal di wilayah rawan longsor, hendaknya selalu waspada dan jika perlu mengungsi ke tempat yang aman,” katanya.

BPBD Kabupaten Madiun mencatat, secara umum terdapat 21 desa di lima kecamatan kabupaten setempat yang rawan terdampak bencana alam tanah longsor selama musim hujan berlangsung. Desa yang rawan longsor tersebut terdapat di lereng Gunung Wilis. Di antaranya di Kecamatan Dagangan, Kare, Gemarang, Wungu, dan Saradan.

Dari keseluruhan wilayah rawan bencana alam tanah longsor tersebut, kawasan yang dinilai paling rawan terjadi longsor dalam mitigasi bencana BPBD Kabupaten Madiun adalah desa-desa di Kecamatan Dagangan, seperti, Desa Mendak, Tileng, Padas, Nganget, Segulung, dan Ketandan.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya
KLIK di sini untuk mengintip Kabar Sragen Terlengkap

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya