SOLOPOS.COM - Anak kecil memancing di reruntuhan talut Kali Papah yang longsor di Jembatan Jalen, Dukuh Jalen Kenteng, Desa Paseban, Klaten, Jumat (29/12/2017). (Cahyadi Kurniawan/JIBI/Solopos)

Talut Kali Papah di Paseban ambrol sehingga mengancam jalan Bayat-Cawas, Klaten.

Solopos.com, KLATEN — Talut Kali Papah di dekat Jembatan Jalen, Dukuh Jalen Kenteng, Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Klaten, ambrol seusai diguyur hujan pada Kamis (28/12/2017) malam. Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun, ambrolnya talut itu mengancam merusak jalan penghubung Kecamatan Bayat dengan Kecamatan Cawas. Talut yang ambrol itu berada di tepi jalan tersebut.

Kepala Desa Paseban, Eko Triraharjo, mengatakan sebelum ambrol, talut itu memang sudah retak-retak di dindingnya. Keretakan talut itu sempat dilaporkan kepada dinas terkait termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten dan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS).

Ekspedisi Mudik 2024

Namun, talut keburu longsor sebelum diperbaiki. “Ini talut baru longor saat hujan semalam. Saya sudah laporkan melalui Whatsapp kendati laporan resmi belum dikirim,” kata dia saat ditemui Solopos.com di lokasi, Jumat (29/12/2017).

Eko menegaskan perbaikan talut itu secara permanen merupakan kewenangan BBWSBS. Pemerintah Desa Paseban hanya mungkin melakukan perbaikan darurat dengan menimbun karung tanah di lokasi longsor untuk mengantisipasi meluasnya longsoran.

Perbaikan juga harus diproritaskan mengingat lokasi longsor berada di tepi jalan Bayat-Cawas yang ramai. “Kami akan mengerjakan perbaikan dengan menggandeng pengurus RT-RW untuk gotong royong memasang karung tanah. Perbaikan menggunakan susunan kawat bronjong tidak memungkinkan karena tidak pengadaan bronjong harus ke BBWSBS dulu, tidak ke BPBD,” imbuh dia.

Di sepanjang Kali Papah dan Kali Dengkeng yang melintasi Desa Paseban banyak ditemukan talut yang rawan longsor. Talut longsor juga terjadi di Kali Dengkeng di Dukuh Menden akibat hujan deras dua pekan lalu.

Talut menggerus badan jalan di tepi kali. Warga setempat memberikan batas berupa susunan karung tanah untuk antisipasi warga terpeleset ke kali. “Yang di sana sudah ditinjau oleh petugas BBWSBS. Perbaikannya nanti menunggu dari sana,” tutur Eko.

Sementara itu, atap masjid Al Ikhlas di Dukuh Krikilan RT 001/RW 003, Desa Krikilan, Kecamatan Bayat, juga ambrol sekitar pukul 08.20 WIB, Jumat. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

Salah satu takmir masjid tersebut, Samino, 57, mengatakan tanda-tanda kerusakan atap sebetulnya muncul beberapa hari sebelumnya. Di atap terdengar suara kemresek seolah ada material yang rapuh. Samino berinisiatif untuk melakukan perbaikan atap masjid.

“Saya bilang ke teman saya bagaimana kalau dilakukan perbaikan. Kata teman saya, ya sudah dibikin proposal saja dulu. Ini saya baru mau bikin proposal tapi sudah keburu roboh atapnya,” kata dia, di sela-sela gotong royong membersihkan puing-puing bangunan dibantu personel kepolisian dan TNI.

Ia bersyukur tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Biasanya, saat Jumat, selalu ada yang bersih-bersih untuk mempersiapkan Salat Jumat. Kebetulan petugas kebersihan itu belum tiba di masjid saat atap runtuh.

“Kalau menjelang pukul 11.00 WIB biasanya masjid sudah penuh jamaah Salat Jumat. Mungkin akan ada banyak korban,” terang dia.

Dinding-dinding masjid yang dibangun pada 2008 itu masih berdiri sebab di sekitarnya dibangun serambi terbuat dari beton yang menyangga dinding masjid tahun lalu. Akibat atap masjid roboh, jamaah masjid sementara beribadah di Masjid Al Hidayah, tak jauh Masjid Al Ikhlas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya