SOLOPOS.COM - Rumah milik warga Dukuh Kopenan, RT 002/ RW 002, Desa Jenawi, Kecamatan Jenawi, Parni, 40, dan Cipto Sutris, 45, hancur tertimpa tanah longsor pada Sabtu (7/3/2015) pukul 02.00 WIB. (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Longsor Karanganyar kembali terjadi. Sebuah rumah di Jenawi, Karanganyar, hancur tertimpa material longsor.

Solopos.com, KARANGANYAR — Rumah warga Dukuh Kopenan, RT 002/ RW 002, Desa Jenawi, Parni, 40, dan Cipto Sutris, 45, roboh tertimpa tanah longsor pada Sabtu (7/3/2015) pukul 02.00 WIB. Beruntung tidak ada korban jiwa akibat kejadian itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun, rumah dan seluruh barang di dalamnya tidak dapat diselamatkan. Parni menceritakan dirinya dan suami terjaga saat kejadian. Parni mengaku merasa gelisah karena hujan beberapa jam pada Jumat (6/3) sejak pukul 15.00 WIB-20.00 WIB.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kalau habis hujan enggak bisa tidur. Lama-lama jadi kebiasaan. Kami keliling sekitar rumah. Saya di sisi utara dan suami di selatan rumah. Enggak ada tanda-tanda dan suara. Tiba-tiba tanah dari atas itu turun sedikit sedikit,” kenang Parni saat ditemui wartawan di reruntuhan rumahnya, Sabtu.

Parni sontak berteriak membangunkan dua anaknya yang terlelap. Ari Supriyono yang duduk di kelas VIII MTs Sambirejo Kabupaten Sragen dan Maya Trijayanti yang duduk di kelas V SDN Jenawi 02 Kabupaten Karanganyar. Saya enggak tahu bagaimana mereka keluar, apakah lompat dari jendela atau lewat pintu.

“Saya masih takut setiap kali ingat kejadian itu. Anak-anak masih di kamar waktu tanah longsor dan menghantam tembok. Saya lihat tembok itu miring. Saya melihat rumah hancur,” ungkap dia sembari berkaca-kaca. Tanah longsor hanya menyisakan dapur dan kandang sapi.

Seluruh barang-barang tidak dapat diselamatkan, termasuk peralatan sekolah anak-anaknya. Rumah Parni berada di bawah tebing yang ditanami pohon berkayu, pisang, dan jahe. Mereka juga sudah membuat aliran air agar air hujan tidak mengalir ke rumah. Nahas, tanah longsor tidak dapat dicegah.

“Sementara tinggal bersama adik [rumahnya bersebelahan]. Nanti saya mau pindah dari sini. Saya takut di sini. Saya memiliki tanah di dukuh lain. Nanti mau membangun perlahan-lahan,” tutur dia.

Cipto Sutris juga tidak menyangka tanah longsor dari atas rumahnya. Biasanya, tanah longsor terjadi di bagian bawah rumahnya. “Saya kira yang longsor itu tanah yang di bawah rumah. Ternyata yang atas. Ini kali pertama longsor langsung hancur [rumah],” ujar dia.

Sementara itu, Kepala SDN Jenawi 02, Sunaryo, mengunjungi rumah Parni dan Cipto Sutris. Dia meyakinkan Parni agar anak bungsunya sekolah lagi. Dia berjanji akan membantu buku dan seragam yang rusak karena tertimbun tanah longsor dan bangunan.

“Buku sudah tertimbun. Kami akan mengusahakan. Seragam juga. Yang penting anaknya [Maya] sekolah dahulu. Apalagi Senin [9/3/2015] akan ujian tengah semester. Eman-eman kalau enggak masuk,” tutur Sunaryo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya