SOLOPOS.COM - Ratusan sukarelawan mencari dua korban tanah longsor di Dukuh Tegalsari, Dusun Bulurejo, Desa/Kecamatan Karangpandan, Karanganyar, Rabu (30/11/2016). (Burhan Aris Nugraha/JIBI/Solopos)

Longsor Karanganyar, warga Tegalsari yang selamat saat longsor melanda Karangpandan meninggal dunia karena sakit.

Solopos.com, KARANGANYAR — Salah satu korban selamat dari bencana alam tanah longsor di Dukuh Tegalsari, Dusun Bulurejo, Desa Karangpandan, Kecamatan Karangpandan, Saimun, meninggal dunia pada Kamis (15/12/2016).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Informasi yang dihimpun Solopos.com dari sukarelawan di Karangpandan, Saimun meninggal karena sakit. Dia sempat mendapat perawatan di RSUD Kartini Karanganyar selama beberapa hari di rumah sakit karena kondisi kesehatannya menurun.

Camat Karangpandan, Aji Pratama Heru Kristianto, menuturkan Saimun dibawa ke RSUD Kartini Karanganyar pada Senin (12/12/2016) dini hari. Saimun dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih intensif.

“Keluarga Mbah Saimun membawanya ke rumah sakit karena kondisi kesehatan menurun. Sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit tetapi tadi sore [Kamis] meninggal sekitar pukul 18.00 WIB,” kata Heru, sapaan akrabnya, saat dihubungi Solopos.com, Kamis.

Solopos.com sempat bertemu dan berbincang dengan Saimun setelah ia selamat dari longsor yang menewaskan tiga rekannya sesama petani yang tengah bekerja di ladang saat longsor itu terakhir akhir November lalu. Lelaki itu mendatangi pos komando (posko) untuk mendapatkan pemeriksaan dari petugas medis yang berjaga di pos kesehatan pada Kamis (1/12/2016). Dia diantar tetangga dekat rumahnya.

Saat itu, Saimun mengeluh kondisi badannya tidak enak. “Badan rasanya enggak enak. Kepala ini pusing,” kata Saimun sembari memijit sekujur tubuhnya sendiri saat berbincang dengan wartawan di posko saat itu.

Saimun sempat menceritakan pengalamannya berjuang keluar dari hantaman lumpur saat bencana longsor terjadi pada Selasa (29/11/2016). Sebanyak delapan petani sedang memanen padi di sawah. Saimun salah satunya.

Dia mengaku mendapat keajaiban dan berkah dari Tuhan karena bisa selamat dari bencana longsor tersebut. Bencana alam itu mengakibatkan tiga orang temannya, Sutoyo, Gito Gimin, dan Daliyem meninggal.

“Awalnya ada suara seperti ledakan keras. Lalu tebing di belakang itu longsor. Saya lari beberapa meter langsung dihantam tanah. Gulung-gulung di dalam tanah, terbentur ke sana dan ke mari. Akhirnya kepala saya muncul ke permukaan tanah. Saya pegangan di dahan pohon dan selamat,” cerita dia sembari berkaca-kaca.

Saimun berhasil keluar dari tanah yang menimbun sebagian tubuhnya. Saat itu, dia mendengar jeritan minta tolong dari temannya. Saimun mendatangi suara itu dan menolong beberapa orang temannya yang juga menjadi korban longsor. “Saya bersyukur masih bisa selamat,” tutur dia sembari menahan isak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya