SOLOPOS.COM - Ilustrasi longsor (JIBI/Dok)

Longsor Boyolali, talut sungai Bandung di Kecamatan Wonosegoro rawan longsor dan menyebabkan puluhan KK terancam longsoran.

Solopos.com, BOYOLALI–Sebanyak 35 kepala keluarga (KK) di RT 003/RW 005 dan 3 KK di RT 002/RW 005 Dukuh Brangkal, Desa Bandung, Kecamatan Wonosegoro, terancam terkena dampak longsor jurang Sungai Bandung.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bahkan hingga saat ini sudah ada satu rumah milik Subeno warga RT 003/RW 005 yang rusak pada bagian dapur akibat tergerus longsor jurang. Satu rumah lagi milik Kasiyam, 55, juga nyaris ambrol karena jarak rumahnya dari bibir jurang hanya setengah meter. Tiga rumah di RT 002 itu juga posisinya sangat mepet dengan bibir jurang.

Puluhan rumah warga di Dusun Brangkal berada di tepi Sungai Bandung yang merupakan anak Sungai Serang. Jurang di sungai tersebut berkedalaman sekitar 15 meter.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, sungai tersebut sudah menggerus sedikitnya 50 meter lahan warga dalam kurun waktu lima hingga tujuh tahun terakhir. Hingga kini, gerusan Sungai Bandung kian mendekati pemukiman. Warga sudah berupaya membuat tanggul untuk menghalau aliran sungai namun air membeludak setiap musim hujan.

Kades Bandung, Handoyo, menjelaskan aliran Sungai Bandung di kawasan Brangkal melintasi tanah yang membentuk tikungan. Posisi ini yang menyebabkan tanah di tikungan aliran sungai itu mudah terkikis. Kondisi ini sudah terjadi beberapa tahun dan sebelumnya sudah banyak warga yang pindah rumah untuk menghindari potensi bencana.

“Kebetulan Kasiyem dan Subeno tidak punya lahan alternatif sehingga sampai sekarang masih menempati rumahnya. Saat ini kami masih mencari solusi untuk dua warga ini, juga untuk mengurangi risiko longsor,” kata Handoyo, kepada Solopos.com, Kamis (11/2/2016).

Warga di Brangkal selalu waswas jika hujan deras apalagi jika volume air di Sungai Bandung sampai meluap. Saat hujan deras Sabtu (6/2/2016) lalu, bibir jurang terkikis hingga merusak rumah Subeno.
“Jadi setiap hujan, tanah jurang itu sedikit demi sedikit ambrol. Ini cukup berbahaya tetapi memang sampai sekarang belum ada penanganan,” imbuh dia.

Pemerintah Desa (Pemdes) Bandung sudah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali terkait potensi bencana longsor di Dusun Brangkal.  “Solusi jangka panjang semestinya dibuat talut di sepanjang aliran sungai itu. Namun kalau melihat medan sungainya, butuh biaya yang sangat besar.”

Anggota Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BPBD Boyolali, Agung Budi Prasetyo, mengatakan pada jarak minimal satu meter dari bibir jurang mulai terlihat retakan-retakan tanah. Retakan tanah itu rawan longsor.

Sementara Kasi Kedaruratan BPBD Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetyo, menyebut BPBD sudah mempersiapkan beronjong untuk memperkuat talut atau tebing yang suatu saat bisa dipakai dalam kondisi darurat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya