SOLOPOS.COM - Warga menyaksikan tebing yang longsor di Jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB) tepatnya di Desa Samiran, Kecamatan Selo, Boyolali, Sabtu (14/2/2015). Longsor susulan terjadi Jumat (13/2/2015) sekitar pukul 21.00 WIB. (Muhammad Irsyam Faiz/JIBI/Solopos)

Longsor Boyolali terjadi di jalur Solo-Selo-Borobudur di Desa Samiran, Kecamatan Selo.

Solopos.com, BOYOLALI – Perbaikan tebing yang longsor di jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB) tepatnya di dekat Jembatan Samiran Desa Samiran Kecamatan Selo Boyolali hingga kini belum juga ditentukan waktunya.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Penanganan masih menunggu kepastian dana dari Dinas Bina Marga Jawa Tengah. Kepala Seksi (Kasi) Jembatan Balai Pelaksana Teknis Bina Marga (BPTBM) Wilayah Surakarta, Ukit Waskito Indrajaya, mengatakan saat ini pihaknya sudah mengajukan dana sebesar Rp800 juta untuk memperbaiki jalur tersebut.

“Kalau kapan mau dilaksanakan [perbaikannya] kami belum bisa jawab. Tetapi yang jelas sudah kami ajukan dananya, kami
masih menunggu dari Provinsi,” ucap dia saat dijumpai seusai rapat koordinasi terkait longsor tersebut dengan sejumlah SKPD di Sekretariat Daerah (Setda) Boyolali, Selasa (17/2/2015).

Dia mengatakan untuk sementara perbaikan menggunakan beronjong, yakni yakni anyaman kawat yang berisi bebatuan untuk mencegah longsor.

Menurut dia, berdasarkan desain yang sudah dibuat, akan ada tiga tahap penanganan. Pertama penanganan bagian bawah. “Itu fungsinya untuk pengendalian aliran sungai,” kata dia.

Kemudian yang ke dua, lanjut dia, perbaikan di bagian tengah yang berfungsi untuk menahan longsoran dari atas. Kemudian yang terakhir penanganan bagian atas untuk menahan longsoran dari badan jalan.

“Penanganan ini untuk jangka panjang. Kami melihat kondisi alam di sekitar, tinggi jurang sampai 35 meter panjang 30 meter, kemudian kemiringan hampir 90 derajat. Harus ada pelandaian, tetapi risikonya harus memakan lahan penduduk. Kami masih mengupayakan itu dengan komunikasi dengan penduduk,” ucap dia.

Lebih lanjut dia mengatakan untuk membuat beronjong tersebut, membutuhkan bebatuan sekitar 1.300 meter kubik. Menurut dia jumlah tersebut bisa jadi akan bertambah.

“Itu belum pasti, bisa jadi akan bertambah. Fokus kami perbaikan di  longsoran yang berpengaruh terhadap jalan saja, untuk longsoran yang lain tidak kami tangani, termasuk longsor susulan yang terjadi akhir-akhir ini,” kata dia.

Seperti diberitakan sebelumnya warga setempat mendesak agar longsor harus segera ditangani. Warga khawatir jika jalur tersebut terputus maka akan berdampak pada aktivitas perekonomian dan pendidikan warga.

“Ini jalur utama untuk warga, jika dibiarkan maka dampaknya bisa repot nanti. Pengiriman sayur akan terhambat, anak-anak sekolah tidak bisa berangkat sekolah, dan lain-lain,” kata Ketua RW 008 Desa Samiran, Muhadi, 62.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya