SOLOPOS.COM - Area yang rawan longsor di Bantul. (Arief Junianto/JIBI/Harian Jogja)

Longsor Bantul, warga di daerah rawan diharapkan lebih waspada

Harianjogja.com, BANTUL — Warga yang berada di zona merah rawan longsor, terutama di sekitar perbukitan diimbau untuk tidak tergantung pada piranti Early Warning System (EWS) yang dipasang di wilayah tersebut.

Promosi Mabes Polri Mengusut Mafia Bola, Serius atau Obor Blarak

Selain belum semua titik terjangkau EWS, piranti itu pun rawan terjadi kerusakan. Itulah sebabnya, warga diimbau untuk lebih mengandalkan sistem peringatan dini terjadinya bencana alam dengan cara konvensional. “Yakni mengandalkan kearifan lokal saja,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto kepada wartawan, Senin (6/2/2017) siang.

Dijelaskannya, jumlah desa yang dipetakan dalam zona merah rawan longsor di Kabupaten Bantul tersebar di 15 desa yang ada di 6 kecamatan. Ironisnya, sejauh ini baru ada 50 unit EWS longsor yang terpasang di zona-zona tersebut.

Dengan kondisi curah hujan dan potensi longsor susulan yang bisa terjadi, pihaknya meminta warga untuk tetap meningkatkan kewaspadaan, bagi yang daerahnya terpasang EWS tetap diminta untuk tidak menggantungkan peringatan dari peralatan itu. Seperti diberitakan, dalam sepekan, tanah longsor memang sempat terjadi di 60 titik yang berbeda.

“Data kita sejauh ini belum ada tambahan kejadian longsor, mudah-mudahan tetap aman,” ungkapnya.

Sementara itu, warga di Dusun Gayam, Jatimulyo, Dlingo selama berhari-hari melakukan kerja bakti membersihkan material longsor tebing yang menutup akses jalan sejak, Kamis (2/2) lalu. Selain menggunakan cara manual yakni swadaya warga, pembersihan material longsor itu juga dilakukan dengan bantuan alat berat.

“Selama pembersihan material tanah belum selesai, akses kendaraan yang biasanya melewati jalur tersebut dialihkan,” tandas Ketua Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Desa Jatimulyo, Suyoto saat ditemui di sela-sela kegiatan pembersihan.

Ia menambahkan, setidaknya ada tiga lokasi rawan longsor yang dipasang EWS di wilayah Desa Jatimulyo. Lantaran di salah satu titik, tepatnya pada puncak bukit sudah terlihat retak, pihaknya pun berinisiatif memindahkan satu unit EWS itu ke lokasi yang diprediksi bakal longsor tersebut. Sebab, di dekat lokasi perbukitan itu terdapat satu bangunan rumah.

“Pas kejadian itu bunyi, peralatannya baru dipasang dua minggu sebelum longsor,” bebernya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya