SOLOPOS.COM - Ini dia “Gatotkaca” terjun payung di di Manahan, Jumat (19/9/2014). (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO–World Military Parachuting Championship (WMPC) 2014 ke-38 dilangsungkan di Stadion Manahan, Solo. Lomba terjun payung itu menjadi hiburan bagi warga Solo.

Warga Mojosongo, Jebres, Yuni Winarti, 45, tampak menggendong keponakannya, Ilham, yang masih balita. Dia berdiri di taman yang terletak di jalur lambat Jl. Adi Sucipto, kawasan Stadion Manahan, Jumat (19/9/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mereka berdua terus mengarahkan pandangan mereka ke arah langit. Sesekali, Ilham yang masih berusia 3,5 tahun itu menunjukkan tangannya ke atas sembari berteriak.

“Helikopter, helikopter….,” teriak Ilham, Jumat.

Sang bibi, Yuni, pun tersenyum melihat keponakannya berteriak-teriak meski suaranya terdengar pelo. “Iya, besar sekali helikopternya. Nanti ada orang terjun dari langit hlo dek,” kata Yuni kepada keponakannya.

Pagi itu, mereka tengah menyaksikan kejuaraan terjun payung internasional militer atau World Military Parachuting Championship (WMPC) 2014 ke-38 di Stadion Manahan, Solo.

Ratusan orang pun tampak memadati jalur lambat di luar Stadion Manahan. Mereka penasaran dengan helikopter dan atlet terjun payung yang beraksi di stadion tersebut.

Yuni dan keponakannya pun merasa terhibur meski hanya bisa menyaksikan para atlet itu dari luar stadion. Saat ditanya Sololopos.com, mereka mengaku nongkrong di manahan sejak pukul 09.00 WIB, Jumat.

Rencananya, mereka menonton aksi penerjun payung dari 42 negara di lima benua itu hingga Jumat siang. Menurutnya, lomba tersebut sangat menarik. Pasalnya, di Solo sangat jarang ada aksi atlet terjun payung.
“Terakhir, saya melihat aksi-aksi terjun payung saat masih muda dulu di Solo. Lumayan bisa jadi hiburan gratis untuk keponakan,” paparnya.

Aksi penerjun payung itu tidak hanya menjadi hiburan bagi anak-anak. Anak muda dan orang tua pun merasa senang dengan lomba tersebut.

Salah satu warga Ngesrep, Ngemplak, Boyolali, Musidan, 26, mengatakan sudah beberapa kali melihat helikopter naik turun di kawasan Stadion Manahan dalam waktu kurang dari sejam. Pihaknya pun mengaku bangga karena Kota Solo mampu menyelenggarakan kejuaraan berkelas dunia tersebut.

“Jadi kebanggan tersendiri bagi Kota Solo. Dengan kegiatan ini juga bisa menunjukkan prestasi Indonesia di mata dunia. Selain itu, juga menjadi tontonan gratis bagi masyarakat. Bisa menyaksikan langsung aksi mereka adalah hal yang langka,” katanya kepada Solopos.com di lokasi, Jumat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya