SOLOPOS.COM - Lokomotif uap buatan Hanomag Hannover, Linden, Jerman, tahun 1921 berhenti di Stasiun Klaten untuk menambah stok sumber bahan bakar berupa air dan kayu jati, Kamis (6/2/2020). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Lokomotif tua buatan Jerman bernomor D1410 pesanan Presiden Joko Widodo (Jokowi) semasa menjadi Wali Kota Solo yang baru selesai direstorasi di Balai Yasa Yogyakarta sempat mampir di Klaten dalam perjalanan menuju Solo, Kamis (6/2/2020).

Lokomotif itu diberangkatkan dari Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta, menuju Stasiun Purwosari, Solo, pukul 09.25 WIB. Perjalanan loko itu dipimpin Kepala Daops VI Yogyakarta, Eko Purwanto.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Loko berhenti di Stasiun Klaten sekitar pukul 11.30 WIB. Sepanjang perjalanan, loko tua itu menarik track motor car (TMC) yang biasa digunakan untuk sarana angkut perawatan rel serta melangsir kereta.

Kepala PT KAI Daops VI Yogyakarta, Eko Purwanto, menjelaskan loko tua itu berhenti di Stasiun Klaten untuk pengisian air serta kayu sebagai sumber bahan bakar.

“Kayu yang kami persiapkan sebelum berangkat 5-10 kubik dan sekarang [sampai Klaten] tinggal sepertiganya. Di Klaten kami tambah kayu 3-4 kubik. Sementara untuk [ketel] air kapasitasnya itu 5.000 liter dan sekarang tinggal sekitar separuh. Kami isi sekitar 2.500 liter,” kata Eko saat ditemui wartawan di sela-sela pengisian kayu serta air di Stasiun Klaten, Kamis.

Prasasti Berusia 1.173 Tahun di Rumah Warga Ngrundul Klaten Pernah Ditawar Rp1 Miliar

Eko mengatakan tak ada kendala selama dua jam perjalanan lokomotif dari Stasiun Lempuyangan menuju Klaten. Loko sempat berhenti di Stasiun Maguwoharjo untuk pengecekan tekanan, berhenti di Stasiun Brambanan dan Stasiun Srowot lantaran mendahulukan perjalanan KA reguler.

Perjalanan lokomotif tua itu menjadi perjalanan perdana setelah puluhan tahun berhenti beroperasi. Kali terakhir lokomotif itu dioperasikan pada 1977 dengan depo induk di Jatinegara, Jakarta, dengan lintasan dinas Jakarta-Bogor-Sukabumi.

Loko uap kuno buatan Jerman mampir di Stasiun Klaten, Kamis (6/2/2020). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)
Loko uap kuno buatan Jerman mampir di Stasiun Klaten, Kamis (6/2/2020). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

“Sebelumnya lokomotif berada di TMII sebelum dibawa ke Solo dan dibawa ke Jogja untuk restorasi,” katanya.

Eko mengatakan proses restorasi berlangsung selama setahun. Proses restorasi hanya dilakukan teknisi dari PT KAI tanpa melibatkan pihak ketiga. “Alhamdulillah proses restorasi cukup berhasil dan ini menjadi pengalaman menarik bagi kami karena loko ini sudah menjadi heritage,” jelas Eko.

Restorasi dilakukan dua tim dari Yogyakarta dan Ambarawa. Proses ini didukung tenaga perkeretaapian yang sudah pensiun tetapi memiliki pengalaman dengan loko uap.

Manajer Humas PT KAI Daops VI Yogyakarta, Eko Budiyanto, mengatakan kayu jati atau batu bara serta air merupakan bahan bakar lokomotif tua itu. “Kalau menggunakan kayu jenis lainnya seperti kayu kelapa itu cepat habis,” kata Eko.

Loko Uap Kuno Pesanan Jokowi Dipulangkan ke Solo

Perjalanan lokomotif dari Stasiun Lempuyangan hingga Stasiun Klaten menempuh jarak sekitar 35 km. Sementara total perjalanan lokomotif dari stasiun Lempuyangan hingga Stasiun Purwosari sekitar 93 km.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, lokomotif tersebut berhenti cukup lama di Stasiun Klaten. Kedatangan lokomotif tua itu menjadi tontonan calon penumpang KA reguler, petugas stasiun, serta warga.

Mereka berdatangan untuk mengambil gambar. Sekitar pukul 13.30 WIB, lokomotif sudah melanjutkan perjalanan menuju Stasiun Purwosari.

Warga Terdampak Tol Solo-Jogja di Klaten Resah Terusir dari Tanah Leluhur

“Lokomotif berhenti di Klaten bukan karena gangguan tetapi sengaja di Klaten membuang sisa pembakaran dari perjalanan Stasiun Lempuyangan-Stasiun Klaten,” kata dia.

Lokomotif uap D1410 yang berumur hampir seabad itu merupakan buatan Hanomag Hannover, Linden, Jerman, pada 1921 dengan kode pembuatan 9653. Panjang lokomotif 12,65 meter, lebar 3 meter, dan tinggi maksimum 3,78 meter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya