Jateng
Jumat, 10 Mei 2024 - 16:13 WIB

Dukung Investasi, Pemprov Jateng Minta Ada Bandara Internasional di Wilayahnya

Redaksi Solopos.com  /  Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana di Bandara Ahmad Yani Semarang, Jawa Tengah (Jateng). (Solopos.com/Adhik Kurniawan).

Solopos.com, SEMARANG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng), berharap status domestik di Bandara Ahmad Yani Semarang atau Bandara Adi Soemarmo Boyolali bisa dikembalikan ke level internasional. Tujuanya tak lain, untuk kemajuan investasi guna mendukung perekonomian di Jateng.

Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng, Sakina Rosellasari, mengawatirkan Keputusan Kementerian Perhubungan 31/2024 tentang Penetapan Bandar Udara Internasional dari domestik ke internasional itu.

Advertisement

Sebab, pekan lalu, pihaknya mendapat surat dari PT Garuda Indonesia yang meminta data terkait Penanaman Modal Asing (PMA) di Jateng.

“Mereka [PT Garuda Indonesia] minta data berkaitan dengan PMA dan sebarannya di Jawa Tengah berkaitan dengan akan adanya kajian terkait perusahaan mana kemudian tenaga kerja asing dari mana saja untuk dilakukan kajian penerbangan luar negeri,” kata Sakina kepada wartawan, Jumat (10/5/2024).

Kendati demikian, Sakina tidak tahu apakah kajian itu digunakan untuk membuka rute penerbangan internasional kembali melalui bandara yang ada di Jawa Tengah.

Advertisement

Namun, ia berharap Bandara Ahmad Yani atau Bandara Adi Soemarmo statusnya bisa kembali ke internasional.

“Saya enggak tahu apakah ini bagian dari mitigasi dari Kemenhub dan BUMD Garuda Indonesia untuk melakukan detail kajian membuka lagi [rute penerbangan internasional]. Tapi saya harapkan tentunya kalau dibuka lagi paling tidak ada penerbangan dari Ahmad Yani dan Adi Soemarmo, yang dekat saja dulu lah ke Singapura,” harapnya.

Apalagi, terang Sakina, PMA tertinggi di Jateng berasal dari Singapura. Sehingga, apabila didukung dengan rute penerbangan internasional, iklim investasi dan industri di Jateng akan semakin menggeliat.

Advertisement

Oleh karena itu, Pemprov berharap agar Jateng minimal punya satu bandara agar tidak bergantung dengan bandara di luar provinsi. Sebab, keberadaan bandara sangat penting bagi kemajuan ekonomi di suatu daerah.

“Karena investasi tertinggi di Jateng kan Singapura, kami berharap investor Singapura yang ke KIK [Kawasan Industri Kendal], KITB [Kawasan Industri Terpadu Batang], atau ke kawasan industri lain dan kawasan peruntukan industri. Itu biar mudah aksesnya tidak melalui Soekarno Hatta saja,” tutupnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif