SOLOPOS.COM - Perajin Batik di Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Karanganyar, mempraktikkan proses membatik batik tulis khas Girilayu. (Istimewa-dok Camat Matesih)

Solopos.com, KARANGANYAR — Salah satu kendala perajin batik di wilayah Kabupaten Karanganyar dalam mengembangkan usaha adalah akses dan pemasaran.

Vera Nurmala dari Batik Sekar Tanjung Karanganyar mengatakan perajin batik di sekitar Museum Manusia Purba Klaster Dayu merasa kesulitan memasarkan produk. Pasalnya, mereka berada di wilayah yang tidak mudah dijangkau oleh calon pembeli.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Kendala kami adalah tempat. Kami berada di tempat yang terpencil. Jadi untuk promo kami kurang maksimal. Lokasi pengrajin kami di Gondangrejo berbeda dengan pengrajin Girilayu [yang ada di wilayah Kecamatan Matesih] yang aksesnya bagus dan dekat dengan obyek wisata Tawangmangu yang sudah menjadi tujuan wisata,” ujarnya di sela-sela acara pembukaan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Usaha Ekonomi Kreatif Fesyen di Kawasan Pariwisata Borobudur (DPN Solo-Sangiran dan sekitarnya), Senin (18/7/2022).

Pelatihan ini diselenggarakan Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BPOB) di Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Dayu, Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.

Baca Juga: BOB Dorong Perajin Batik Sragen-Karanganyar Untuk Sukses, Ini Caranya

Selama ini, perajin harus pergi ke kota untuk memasarkan produk mereka. “Di Dayu kita susah kalau mau menawarkan ke wisatawan. Kalau dari kualitas, aman. Tapi ya itu, jauh dari mana-mana. Kita susah,” imbuhnya.

Sementara itu, dalam pelatihan yang diikuti perajin batik dari Karanganyar dan Sragen tersebut peserta akan diberikan materi tentang pemasaran offline maupun online. Sehingga diharapkan keterampilan ini dapat menjadi solusi atas kendala yang dihadapi para perajin batik.

Dalam pelatihan yang digelar hingga November 2022 ini juga akan disampaikan materi tentang motif batik. Dengan begitu, para perajin memiliki khazanah motif batik yang lebih kaya.

Menurut Vera, selama ini perajin batik setempat lebih banyak mengambil motif flora dan fauna yang banyak dipengaruhi daerah Sragen. “Semoga akan muncul identitas baru dan tidak selalu terbawa oleh Sragen,” harapnya.

Baca Juga: batikISI Solo dan Komunitas Nunggak Semi Ciptakan Batik Kreasi di Parangjoro

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Karanganyar, Timotius Suryadi, mengatakan akan berupaya memberikan dukungan berupa penyediaan display produk batik di hotel-hotel maupun di instansi pemerintah Karanganyar.

“Bisa kami usahakan untuk dipamerkan di hotel-hotel seperti Lor-in, Alana, Mal Pelayanan Publik [MPP] dan sebagainya,” ujarnya didampingi Kepala Dinas Perdagangan Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disdagnakerkop UKM) Karanganyar, Martadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya