SOLOPOS.COM - Warga Negara Asing (WNA) asal Ukraina yang tersesat di Gunung Merbabu, Mykola (kiri) berbincang dengan sukarelawan di Resort Selo, Minggu (5/12/2021) dini hari. (Istimewa)

Solopos.com, BOYOLALI – Blok Tulangan yang menjadi lokasi penemuan warga negara asing (WNA) yang tersesat di lereng Gunung Merbabu ternyata menjadi habitat dari elang jawa yang terancam punah.

Dalam zonasi Gunung Merbaru yang dikeluarkan Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) dan disahkan Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam disebutkan Gunung Merbabu terbagi dalam lima zona yakni zona inti, zona rimba, zona rehabilitasi, zona pemanfaatan dan zona tradisional. Sementara Blok Tulangan dan kawasan puncak masuk dalam zona inti.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Zona Inti adalah bagian dari taman nasional yang mempunyai kondisi alam baik biota ataupun fisiknya masih asli dan tidak atau belum diganggu oleh manusia yang mutlak harus dilindungi. Perlindungan zona inti bertujuan menjaga keterwakilan keanekaragaman hayati yang asli dan khas.

Baca Juga: 5 Mitos Gunung Merbabu: Macan Loreng – Setan Gendong

Salah satu ciri dari zona inti adalah memiliki sejumlah tumbuhan atau satwa liar beserta ekosistemnya yang langka dan keberadaannya terancam punah. Zona inti menjadi habitat satwa atau tumbuhan tertentu yang khas/endemik. Zona inti juga menjadi tempat aktivitas satwan migran.

Dijen Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem menyebut salah satu satwa yang ditemukan di Blok Tulangan adalah elang jawa dalam penelitian yang dilaksanakan pada September 2013 silam. Keberadaan elang jawa sebagai top predator dalam piramida makanan dianggap penting sebagai penyeimbang ekosistem sebuah kawasan hutan.

Elang jawa itu ditemukan di lereng Gunung Merbabu rata-rata dalam posisi bertengger di pohon atau terbang. Dalam penelitian itu disebutkan tim belum bisa menemukan sarang dari burung elang jawa itu.

Baca Juga: Viral Pria Joget di Atas Tugu Puncak Gunung Merbabu, BTN: Itu Merusak!

Sebelumnya diberitakan, tiga warga WNA asal Ukraina yakni Dean, Alex, dan Mykola, nekat mendaki Gunung Merbabu hanya bermodal air putih.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb), Junita Parjanti, memastikan ketiga WNA asal Ukraina itu bukanlah pendaki profesional. Mereka mendaki tanpa perbekalan yang memadai. Bahkan, mereka hanya membawa air minum.

Ia menjelaskan jalur pendakian Gunung Merbabu via jalur Selo masih ditutup kecuali jalur Suwanting dan Thekelan. Pembukaan jalur pendakian harus berdasarkan rekomendasi bupati dan Satgas Covid-19.

Baca Juga: Tersesat di Merbabu, Pendaki WNA Hangatkan Diri dengan Daun Kering

Tak hanya itu, untuk mendaki di semua jalur pendakian, warga harus mendaftarkan diri secara online. Sistem booking online mengacu pada kuota yang tersedia di setiap jalur. Apabila kuota penuh, seseorang tidak bisa mendaftar lagi.

“Pengunjung yang datang langsung sekarang tidak kami layani,” ujar dia. Ia mengimbau kepada masyarakat agar mempersiapkan diri sebaik mungkin sebelum mendaki. Bawa perbekalan dan kondisi fisik yang baik.

Untuk mengetahui kondisi Merbabu, pendaki bisa mengamati lebih dahulu melalui media sosial. “Apalagi ini musim sangat ekstrem. Jangan sampai mendaki malah berakibat pada hal-hal yang tidak diinginkan,” imbau Junita.

Baca Juga: Pendaki Gunung Lawu Wajib Pakai Sepatu

Sebelum ditemukan dalam kondisi selamat di Blok Tulangan di lereng Gunung Merbabu, pendaki WNA asal Ukraina mengalami kedinginan. Untuk menghangatkan badannya, dia menyelimuti dirinya dengan daun kering.

Proses evakuasi WNA dari lereng Gunung Merbabu tersebut melibatkan Tim SAR Rajawali dan Masyarakat Peduli Api Taman Nasional Merbabu dengan total 11 orang. Tim ini dibagi menjadi dua kelompok.

Tim SAR menduga WNA bernama Mykola tersesat di Blok Tulangan. Namun, pada rencana awal, rute pencarian hanya berada di kawasan sampai Pal HM 25. Sebab, Blok Tulangan merupakan hutan yang rapat dan berbahaya.

Baca Juga: Tersesat di Gunung Merbabu, WNA Asal Ukraina Ditemukan Selamat

“Tim SAR lalu memutuskan mencari ke Blok Tulangan. Mykola ditemukan dalam kondisi kedinginan. Ia terlihat duduk. Untuk menghangatkan diri, dia menyelimutkan daun kering ke badannya,” kata Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb), Junita Parjanti, saat dihubungi Solopos.com, Minggu (5/12/2021).

WNA asal Ukraina yang tersesat di Gunung Merbabu itu ditemukan dalam kondisi selamat pada Minggu (5/12/2021) dini hari. Ia awalnya mendaki Gunung Merbabu bersama dua teman senegaranya pada Sabtu (4/12/2021) pagi.

Ketiga WNA ini yakni Dean, Alex, dan Mykola. Mereka mendaki Merbabu melalui jalur Selo. Keberadaan mereka diketahui oleh petugas Resort Selo Sabtu pagi. Saat tiba di kantor, petugas melihat ada dua sepeda motor terparkir.

Petugas memeriksa rekaman closed circuit television (CCTV) dan menemukan ketiganya tiba di Resort Selo sekitar pukul 5.45 pagi. Kemudian, 10 menit berikutnya mereka mulai mendaki di jalur pendakian yang sebetulnya masih ditutup ini.



Baca Juga: Kabar Gembira! 2 Jalur Pendakian Gunung Merbabu Kembali Dibuka

“Mendaki lewat Selo tidak sesuai prosedur. Mereka naik sampai puncak Kenteng Songo. Terus turun,” kata Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb), Junita Parjanti, saat dihubungi Solopos.com, Minggu (5/12/2021).

Junita menjelaskan pada saat perjalanan turun, Dean dan Alex berjalan di depan. Sedangkan, Mykola berjalan di belakang. Sebab, Mykola berusia 60 tahun. Ketiganya turun bersama meski berjalan berjauhan.

Pada saat ketiga melewati Pal HM 25 sampai Pal HM 22, Mykola tertinggal sekitar 200 meter. Saat Dean dan Alex tiba di Pal HM 22, Mykola tak terlihat. Mereka menunggu Mykola hingga 40 menit namun tak juga terlihat.

Baca Juga: 3 Pemanjat Tugu Triangulasi Terungkap, Dilarang Setahun Naik Merbabu

Mykola tampaknya mengatur ponselnya memakai GPS sebagai panduan. Kondisi hujan deras yang terjadi pada saat itu menghambat jalannya.

Pada jalur antara Pal HM 25 sampai Pal HM 22 ini ada sebuah persimpang yang seharusnya terlihat jelas. Jalur yang benar adalah berbelok ke kanan dengan rute agak menurun. Sedangkan, ke kiri merupakan jalur penelitian menuju blok tulangan.

“Saat itu, dia ragu mau ambil ke kanan. Akhirnya pilih jalan arah satunya [ke kiri]. Saking lebatnya hujan, jarak pandang hanya 1 meter. Pandangannya tak jelas akhirnya mengambil jalan yang salah ini terus. Makin ke timur ke arah Ampel. Namanya blok tulangan. Ini hutan Taman Nasional Merbabu paling rapat,” ujar dia.

Baca Juga: Gempa Guncang Salatiga, Diduga Dipicu Sesar Merbabu, Merapi, & Telomoyo

Dean dan Alex tiba di Resort Selo sekitar pukul 17.00. Ia melapor kepada petugas bahwa masih ada satu temannya di atas. Petugas pun mulai menyiapkan tim evakuasi. Namun, hujan deras membuat evakuasi ini tertunda. Tim ini baru berangkat pada pukul 20.00.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya