SOLOPOS.COM - (Espos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Meski berada di lokasi yang cukup strategis, jumlah pengunjung Pasar Gawan kalah jauh jika dibandingkan pengunjung Pasar Gabugan.

Deretan kios membujur dari barat ke timur di Pasar Gawan, Tanon, Sragen. Pasar yang memiliki 35 kios tersebut dikelola Pemerintah Desa (Pemdes) Gawan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Di depan pasar itu juga ada deretan kios yang memanjang dengan jumlah yang lebih banyak, yakni 50 unit. Sebagian besar kios-kios itu tutup saat Solopos.com bertandang ke lokasi tersebut, Sabtu (2/10/2021).

Baca Juga: Begini Harapan Pedagang Pasar Sragen pada 2021

Lokasi pasar itu berada berdekatan dengan simpang empat Gawan yang menghubungkan sejumlah kecamatan di wilayah barat Bengawan Solo.

Jalan alternatif Sragen-Gabungan membelah simpang empat itu dari barat ke timur. Jalan milik provinsi tersebut ke barat tembus hingga Gemolong, Sumberlawang, bahkan sampai ke Kabupaten Semarang, Salatiga, dan Grobogan.

Sementara jalur ke utara dari persimpangan itu menghubungkan ke Kecamatan Mondokan, Sukodono, hinga ke wilayah Grobogan. Kemudian arah selatan dari perempatan itu menghubungkan ke Kecamatan Plupuh, Masaran, hingga Solo.

Baca Juga: Keren! Pedagang di Pasar Sragen Ini Beralih Jualan Online hingga Dilirik TKW

Pertokoan tumbuh di sebelah timur pasar. Bahkan ada minimarket milik pribadi di tempat itu. Pemdes Gawan juga membangun minimarket di sebelah barat pasar yang dikelola badan usaha milik desa (BUMDesa).

Persimpangan jalan itu menjadi pusat kotanya Desa Gawan. Pertumbuhan ekonomi itu mulai berkembang sejak 2014.

“Perekonomian Gawan tumbuh. Pandemi Covid-19 sedikit banyak berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Gawan. Dengan kelonggaran pada level 3 ini sedikit memberi angin segar bagi pelaku usaha di Gawan. Di sektor pertanian curah hujan yang masih ada pada musim kemarau cukup membantu petani sehingga harga gabah bisa stabil,” ujar Kepala Desa Gawan, Tanon, Sutrisno, saat dihubungi Solopos.com, Sabtu siang.

Baca Juga: Pemilik Honda Beat yang Ditinggal di Jembatan Gawan Dibawa ke RSJ Solo

Sutrisno mengakui dari deretan kios di pinggir jalan itu banyak yang tutup. Dia mengklaim bila 70% kios-kios itu masih buka. Dia tak habis pikir lokasinya cukup strategis dalam pengembangan bisnis tetapi banyak kios yang tutup. Bahkan beberapa kios menjadi tempat tinggal warga. Dia melihat problemnya terletak pada persaingan bisnis.

“Padahal lokasinya hampir sama dengan Pasar Gabugan tetapi tak seramai pasar itu. Ternyata pengunjung Pasar Gawan itu ya hanya warga sekitar Gawan saja sehingga tidak ramai. Kios-kios di selatan jalan itu dulu bagus. Pembangunannya oleh pihak ketiga pada 2009. Kami dari desa hanya menarik retribusi saja senilai Rp1.000/hari,” ujarnya.

Baca Juga: Tinggalkan Motor di Jembatan Gawan Sragen, Wanita Ini Bikin Geger

Sutrisno mengakui ternyata menghidupkan pasar tradisional itu tidak gampang. Ia harus berpikir untuk membuat pasar menjadi daya tarik bagi warga untuk datang.

Di antara deretan 50 kios itu ada kios buah-buahan yang sudah ada sejak sebelum kios-kios itu dibangun. Kios buah itu dikenal sebagai pusat semangka Sragen sejak tahun 1970-an.

Seorang pedagang, Tri Buah, saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu siang, menyampaikan banyak kios-kios yang tutup karena usahanya kurang berkembang.

Baca Juga: Tidak Jualan, Pedagang di Pasar Sragen Tetap Wajib Bayar Retribusi

Dia menyebut kios di sudut pasar itu dulunya untuk rumah makan padang dan cukup ramai tetapi sewanya mahal.

Dia mengusulkan untuk menghidupkan Pasar Gawan itu lebih baik dibuat semacam pasar malam, yakni pasar yang menyediakan sayuran segar untuk kulakan pedagang-pedagang kelilingan.

“Sekarang dagangan buah pun banyak yang dikelilingkan sehingga sentra melon dan semangka di Gawan pun berkurang drastis, terutama setelah ada jalan tol. Dulu ramai. Kios ini dulu membayar ke pengembang senilai Rp65 juta dan sekarang bisa menjadi Rp150 juta-Rp200 juta per kios. Keramaian jalan alternatif itu sebagai peluang sebenarnya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya