SOLOPOS.COM - Peta Google Street View kawasan Bondukuh, Desa Jatiroyo, Kecamatan Jatipuro, Karanganyar, yang mendadak banyak muncul rumah mewah. (Google Maps)

Solopos.com, KARANGANYAR — Lokasi deretan rumah mewah di Kecamatan Jatipuro, Karanganyar, Jawa Tengah, dulunya adalah tegalan. Namun sejak 2021 lalu, kawasan di sekitar jalan utama Jatipuro-Jatiyoso itu memiliki pemandangan berbeda, yaitu deretan hunian elite.

Hunian mewah itu berada di dua dusun yang berbeda. Kedua dusun ini dibelah oleh jalan utama Jatipuro-Jatiyoso yang membentang dari barat ke timur.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Rumah-rumah berarsitektur modern tersebut juga berukuran cukup besar dan sebagian berlantai dua dengan balkon di bagian depan yang disangga pilar-pilar. Tersedia juga carport atau garasi untuk mobil.

Baca juga: Terkuak! Pemilik Rumah Mewah di Jatipuro: Miliarder Waduk Jlantah

Miliarder

Berdasarkan penelusuran Solopos.com, deretan rumah mewah di Jatipuro itu dimiliki miliarder dari Desa Tlobo dan Desa Karangsari. Mereka menjadi miliarder setelah mendapat yang ganti rugi pembangunan Waduk Jlantah. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dusun (Kadus) Bondukuh, Agung Nugroho, saat ditemui di kediamannya, Selasa (12/4/2022).

“Mereka adalah orang-orang yang rumahnya atau tanahnya tergusur proyek Waduk Jlantah. Mereka mendapat uang ganti rugi yang kemudian digunakan untuk membangun rumah baru di sini. Tentunya uang ganti ruginya banyak karena mereka bisa membangun rumah bagus-bagus seperti itu,” ujarnya.

rumah mewah jatipuro jatiyoso karanganyar
Pengendara motor melintas di kawasan rumah mewah di perbatasan wilayah Kecamatan Jatipuro-Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar, Selasa (12/4/2022). (Solopos.com/Akhmad Ludiyanto)

Agung mengatakan setidaknya ada 20 keluarga yang sudah atau sedang mengurus kepindahan status kependudukan mereka ke wilayah Kecamatan Jatipuro. Mereka memilih Bondukuh karena tidak terlalu jauh dari daerah asal. Lokasinya strategis karena di pinggir jalan menuju Waduk Jlantah dan lebih nyaman daripada lokasi lain di Jatiyoso.

Baca juga: Kronologi Lengkap Bupati Karanganyar Gagal Off Road Pakai Rubicon di Sungai Jlantah

Dulunya Tegalan

Kepala Dusun Winong, Sutino, mengatakan hal senada dengan Agung. Sutino menyebut pemilik rumah mewah di “dusun miliader” Jatiyoso tersebut adalah warga yang tergusur proyek pembangunan Waduk Jlantah.

“Iya. Mereka itu baru dapat uang ganti rugi Waduk Jlantah lalu pindah dan bikin rumah baru. Kalau yang pindah ke Dusun Winong ini ada sekitar sebelas kepala keluarga,” ujarnya.

Mereka menempati lahan yang sebelumnya merupakan tegalan/ladang tak berpenghuni. “Dulunya tempat itu ya tegalan. Tapi sekarang sudah berubah [jadi kawasan rumah mewah] sejak mereka pindah ke situ,” imbuhnya.

rumah mewah jatipuro
Peta kawasan Bondukuh, Desa Jatiroyo, Kecamatan Jatipuro, Karanganyar, yang mendadak banyak muncul rumah mewah. (Google Maps)

Berdasarkan penelusuran Solopos.com di Google Maps, Jumat (15/4/2022), pernyataan Sutino tentang lokasi rumah mewah di Jatipuro yang dulunya berupa tegalan benar adanya. Kamera Google Street View pada Agustus 2019 memperlihatkan kawasan Dusun Bondukuh, Jatipuro, masih didominasi lahan terbuka atau tegalan, khususnya di tepi Jl Raya Jatipuro-Jatiyoso.

Jarak antar-rumah penduduk di tepi jalan itu cukup jauh. Belum banyak bangunan di sana, apalagi hunian mewah seperti yang muncul setahun terakhir.

Baca juga: 5 Proyek Bendungan Besar di Jawa Tengah

Waduk Jlantah

Dikutip dari Jatengprov.go.id, Waduk Jlantah merupakan bagian dari [proyek strategis nasional di Jawa Tengah. Bendungan yang akan mengairi 1.400 hektare lahan pertanian di Karanganyar ini berlokasi di Kecamatan Jatiyoso.

Proyek bendungan yang menelan biaya mencapai Rp966 miliar ini berdampak pada dua desa. Total 729 bidang atau 198 hektare tanah di Desa Tlobo dan Desa Karangsari, Jatiyoso terdampak proyek.

rumah mewah jatipuro Bendungan jlantah jatiyoso karanganyar
Bendungan Jlantah di Desa Tlobo dan Desa Karangsari, Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar, Rabu (17/11/2021). (Solopos.com/Syifa Tri Hastuti)

Proses pembebasan lahan sempat terkendala, karena warga menilai uang ganti rugi (UGR) yang diberikan terlalu kecil. Berdasarkan catatan Solopos.com, awalnya pemerintah memberikan UGR sebesar Rp100.000/meter persegi tanah. Setelah direvisi harga tanah berubah menjadi Rp200.000/meter persegi hingga Rp275.000/meter persegi.

Uang hasil pembebasan lahan itulah yang membuat sejumlah penduduk Desa Tlobo dan Desa Karangsari menjadi miliarder. Mereka yang terusir dari kampung halaman pun kemudian berpindah mendirikan rumah mewah di kawasan Jatipuro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya