SOLOPOS.COM - Ilustrasi koleksi piringan hitam Lokananta Solo (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SOLO — Sepuluh band indie label dari Solo mengikuti Lokananta Fest di Studio Lokananta, Solo, Jawa Tengah, Minggu (7/12/2014). Lokananta Fest diharapkan mampu menjadi ajang menyosialisasikan perusahaan rekaman musik atau label pertama yang dimiliki Indonesia kepada band-band indie di Solo itu.

Tatkala Solopos.com bertandang ke Lokananta, Sabtu sore, alunan musik vintage pop akustik yang dibawakan salah satu band indie asal Solo, Rintik Hujan, membuat suasana di Lokananta terasa sendu. Meskipun tak ada panggung, band indie tersebut tetap memainkan alat musik sederhananya dengan apik

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain Rintik Hujan, ada sembilan band indie lainnya dari Solo yang ikut dalam Lokananta Fest. Acara lainnya ada penampilan vinyl art dan lapak penggemar lagu-lagu lama yang menjual kaset serta piringan hitam.

Gomz, salah satu personel Rintik Hujan, mengatakan Lokananta Fest dapat dijadikan sebuah ajang untuk menyosialisasikan perusahaan rekaman musik atau label pertama yang dimiliki Indonesia kepada band-band indie di Solo. “Kalau Lokananta bisa dibenahi akan membuat anak-anak Solo khususnya band indie memiliki perusahaan rekaman sendiri, milik negara pula,” tutur dia.

Harapan agar Lokananta dibenahi juga disampaikan Arief, 23, mahasiswa semester akhir Jurusan Seni Rupa, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta yang hari itu berkunjung ke Gedung Lokananta untuk menyaksikan Lokananta Fest. “Saya suka piringan hitam dan barang-barang antik, jadi jauh-jauh dari Jogja memang untuk pameran ini,” terang dia saat ditemui Solopos.com di festival tersebut.

Saat ditemui Solopos.com, Arief tampak asyik mendengarkan suara dari alat pemutar piringan hitam yang sedang memutar vinyl milik penyanyi keroncong Indonesia, Waldjinah. Tak hanya mendengarkan lagu-lagu lawas, Arief juga mengarahkan kameranya ke gramafon antik yang masih terawat dengan baik.

Mahasiswa yang mengaku menyimpan koleksi piringan hitam salah satu album Metallica ini berpendapat Lokananta adalah tempat yang sangat luar biasa bagi industri musik Indonesia. “Sayang keberadaannya kurang terawat. Coba pemerintah bisa mengembalikan fungsi Lokananta seperti dulu,” kata dia.

Salah seorang anggota panitia Lokananta Fest, Hendri Catur, menjelaskan Lokananta Fest kali ini adalah kelanjutan dari record store yang diadakan sebelumnya. Dengan acara ini Hendri berharap bisa lebih mengenalkan Lokananta kepada masyarakat Solo.

“Orang di luar Solo masih banyak yang tahu Lokananta, tetapi band Solo justru tidak tahu apa itu Lokananta,” imbuh dia.  Selain itu, Hendri mengatakan mengajak band indie Solo dengan tujuan memotivasi band indie agar mau merilis album fisik mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya