SOLOPOS.COM - Para pekerja seks komersial (PKS) Resosialisasi Argorejo atau Lokalisasi Sunan Kuning menjalani pembinaan dengan pihak pengurus Resosialisasi Argorejo dan LSM Lentera di Balai RW IV, Kelurahan Kalibanteng, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Kamis (4/2/2016) siang. (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Lokalisasi Sunan Kuning merupakan salah satu lokalisasi terbesar di Jawa Tengah yang menampung sekitar 500-an pekerja seks komersil dan telah beroperasi sejak 1966 silam.

Semarangpos.com, SEMARANG – Menjadi pekerja seks komersil (PSK) bukanlah pilihan setiap wanita di kompleks Resosialisasi Argorejo atau Lokalisasi Sunan Kuning (SK). Namun, terkadang keadaan membuat mereka memilih untuk menekuni profesi yang dianggap hina oleh masyarakat itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Akan tetapi, keinginan agar bisa diterima kembali di lingkungan masyarakat tetap menjadi prioritas sebagian PSK yang beroperasi di wilayah Kalibanteng, Semarang Barat, Kota Semarang itu. Bahkan demi mewujudkan keinginan itu, para PSK SK itu rela menyisihkan sebagian penghasilannya untuk bekal jika sewaktu-waktu meninggalkan profesinya.

Kepala Resosialisasi Argorejo, Suwandi Eko Saputro, mengaku kebijakan untuk menyisihkan sebagian penghasilan itu sudah diterapkan di lokalisasinya sejak enam bulan lalu atau pasca-Lebaran kemarin. Setiap pekan, para PSK secara sukarela menyisihkan penghasilannya untuk ditabung.

“Tabungan ini kami terapkan sejak Lebaran kemarin [Agustus lalu]. Ada yang nabung cuma Rp50.000 per pekannya, tapi ada yang setor hingga jutaan rupiah. Hingga sekarang jumlah tabungan mereka pun bermacam-macam, ada yang baru mencapai Rp5 juta, tapi ada juga yang sudah bisa mengumpulkan hingga Rp100 jutaan,” ujar Suwandi saat berbincang dengan Semarangpos.com, pekan lalu.

Suwandi mengaku tabungan para PSK itu tak bisa diambil sewaktu-waktu. Uang tabungan itu baru bisa diambil saat Lebaran nanti atau jika sewaktu-waktu si PSK ingin meninggalkan lokalisasi.

“Uang tabungan ini baru boleh diambil saat Lebaran. Siapa tahu uang ini bisa menjadi bekal mereka jika sewaktu-waktu ingin pulang ke kampung halaman atau ingin meninggalkan pekerjaannya saat ini. Toh, enggak mungkin mereka akan bekerja seperti ini selamanya,” imbuh pria yang juga menjabat sebagai Ketua RW di kawasan itu.

Suwandi mengaku hingga kini ada sekitar 500-an PSK yang berada di lingkungannya. Kebanyakan dari mereka menjadi PSK karena desakan ekonomi maupun dipaksa oleh keadaan, seperti ditipu pacar maupun dijanjikan pekerjaan di kota.

“Karena itu, kami juga memberikan pembinaan kepada mereka secara rutin setiap dua pekan. Harapan kami suatu saat mereka bisa meninggalkan pekerjaan ini dan diterima kembali ke masyarakat,” imbuh Suwandi.

Resosialisasi Argorejo merupakan salah satu lokalisasi terbesar di Kota Semarang. Resosialisasi ini terletak di Kelurahan Kalibanteng Kulon, Semarang Barat, dan telah beroperasi sejak 1966 silam.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya