SOLOPOS.COM - Pekerja mengecek ruang panel saat uji coba PLTSa Putri Cempo, Mojongo, Solo, Selasa (28/6/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Commercial Operation Date (COD) PLTSa Putri Cempo Solo diharapkan bisa dimulai tepat waktu pada Desember 2022. Setelah COD nantinya listrik yang dihasilkan langsung diambil PLN.

Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup Kota Solo Arthaty Mulatsih saat dihubungi Solopos.com, Kamis (30/6/2022), menyebut nantinya hasil operasional PLTSa akan langsung diambil PLN.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“COD atau mulai beroperasinya pada bulan Desember, menunggu mesin 100 persen terpasang. Setelahnya, 1 Megawatt listrik langsung masuk ke PLN. Kami sudah bekerja sama untuk penjualan listriknya,” terangnya.

Mengenai evaluasi dari operasional PLTSa Putri Cempo Solo setelah uji coba, menurut Arthaty, masih menunggu setelah operasional pada bulan Desember. “Kami evaluasi nanti setelah operasional di bulan Desember, sekaligus melihat konsep untuk melakukan impor sampah,” terangnya.

Berdasarkan catatan Solopos.com, PLN telah menandatangani perjanjian jual beli tenaga listrik (power purchase agreement) dengan PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP) selaku pengelola PLTSa tersebut pada akhir Desember 2018 silam.

Baca Juga: Penuhi Kebutuhan PLTSa Putri Cempo, DLH Solo Siap Impor Sampah 10 Tahun

Rencananya, PLN akan membeli energi hijau yang dihasilkan PLTSa Solo seharga 13,35 sen dolar AS per kWh atau setara Rp1.800/kWh.

“PLN siap memanfaatkan EBT dengan membeli listrik dari PLTSa sesuai ketentuan yang telah disepakati. Ini adalah bentuk dukungan PLN terhadap pengembangan pemanfaatan energi yang ramah lingkungan,” tutur General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Tengah dan DIY, M Irwansyah Putra, pada Juni 2021 lalu.

Mesin Gas

Komisaris PT PLN (Persero) Eko Sulistyo, dalam artikelnya yang dimuat Solopos.com pada 24 Maret 2022 menyebutkan skema pembelian listrik seharga 13.35 sen USD per kWh sesuai degan Perpres No 35/2018.

Baca Juga: Uji Coba PLTSa Putri Cempo Solo: Jenis Sampah Ini Tidak Bisa Diolah

Disebutkan juga PLTSa Putri Cempo Solo dibangun menggunakan mesin gas (gas engine) untuk memproses 545 ton sampah per hari dengan output sekitar 8 Megawatt (MW) listrik.

Sebagian tenaga listriknya akan digunakan sendiri untuk mengoperasikan PLTSa dan sisanya 5 MW akan dijual ke PT PLN. Tahap berikutnya PLTSa Putri Cempo akan menambah 5 MW sehingga kapasitasnya menjadi 13 MW dan akan menjadi pembangkit listrik ramah lingkungan berbasis sampah terbesar di Jateng.

Sementara itu, dalam jurnal yang diterbitkan Universitas Muhammadiyah Solo (UMS) berjudul Analisis Potensi Daya Listrik Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di Kawasan TPA Putri Cempo Solo, disebutkan dengan dinamika pertambahan sampah per tahun di TPA Putri Cempo sebanyak 2,81 persen, secara proyeksi, jika tidak diolah akan ada total 3.069.903 ton sampah pada 2038.

Baca Juga: Wah! Mulai Uji Coba, PLTSa Putri Cempo Solo Segera Beroperasi Lur

Sedangkan PLTSa Putri Cempo diharapkan bisa mengolah sampah 160.200 ton per tahun dan mengubahnya menjadi sumber listrik dengan total 30.483,04 MWh per tahun. Dengan asumsi per kWh dibeli oleh PT PLN sebanyak Rp1.863, dalam satu tahun TPA Putri Cempo bisa menghasilkan kurang lebih Rp57,46 miliar.

Dengan proyek ini berlangsung selama 20 tahun, dalam jangka waktu tersebut, PLTSa Putri Cempo akan menghasilkan total Rp1,15 triliun. Keuntungan lainnya adalah PLTSa diklaim tidak menghasilkan gas buang, artinya hasil olahan PLTSa sama sekali tidak menghasilkan emisi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya