Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku
“Kami tengah mengurus surat izin usaha penerbangan (SIUP) untuk Batik Air ini,” kata Direktur Umum Lion Air Edward Sirait, Kamis 924/5/2012). Dia menjelaskan Batik Air merupakan maskapai penerbangan baru, yang merupakan anak usaha Lion Air. Rute yang dipilih yakni domestik dan internasional, komposisi 50%-50%, seperti ke India, Bangkok, Australia, China bagian Selatan. Untuk domestik, masih harus disesuaikan dengan slot yang tersedia.
Nantinya, lanjut Edward, Batik Air akan menggunakan pesawat tipe Boeing 737-900 ER yang dilengkapi layanan tv monitor, dan jaringan telepon di dalam pesawat dan akan diresmikan pada 8 Juni 2012. “Bahkan nantinya badan pesawat dicat batik, termasuk pramugarinya berpakaian batik. Sekarang kami masih tender untuk desainer batiknya, salah satunya Ramli. Kami perkirakan maskapai Batik Air dengan full services beroperasi pada Maret 2013,” tutur Edward.
Edward optimistis siap berkompetisi dengan maskapai lain yang sudah lebih dahulu merajai penerbangan kelas ini, yakni Garuda Indonesia. “Kami siap berkompetisi, hanya disesuaikan dengan pemilihan rute dan waktu penerbangan saja. Kami akan terbang malam ke timur Indonesia dan ke luar negeri,” tuturnya.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan mengatakan pemerintah terbuka untuk siapa saja yang akan mengajukan izin usaha penerbangan. Asalkan memenuhi peraturan terkait kepemilikan pesawat, yakni lima milik dan lima sewa sesuai UU No.1/2009 tentang Penerbangan. “Aturan kepemilikan ini untuk menjamin kemampuan maskapai dari sisi modal, agar mereka bisa bertahan demi pelayanan kepada masyarakat,” ucapnya.
Bambang mengatakan Lion Air memang tengah mengajukan Surat Izin Usaha Angkutan Udara (SIUAU) yang dikenal dengan Surat Izin Usaha Penerbangan (SIUP) untuk Batik Air. Soal rute, lanjut Bambang, Kemenhub selaku regulator akan mengevaluasi jangan sampai mengganggu maskapai lain yang sudah lebih dahulu terbang, hal ini untuk menjaga keberlangsung usaha yang kondusif. Selain itu harus melihat ketersediaan fasilitas di bandaranya, jangan sampai over cavacity. “Jangan sampai terjadi head to head dengan maskapai lain yang sudah lebih dulu, yakni hanya berselang 10 menit keberangkatan dan kedatangan pesawatnya,” tuturnya.