SOLOPOS.COM - Bangkai pesawat Lion Air yang mendarat darurat di perairan dekat Bandara Ngurah Rai terlihat saat hendak dievakuasi beberapa waktu lalu. Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah mengeluarkan lpaoran awal penyelidikan atas insiden ini dan antara lain merekomendasikan peningkatan pelatihan terhadap pilot. (JIBI/Bisnis Indonesia/Ashari Purwo)

Bangkai pesawat Lion Air yang mendarat darurat di perairan dekat Bandara Ngurah Rai terlihat saat hendak dievakuasi beberapa waktu lalu. Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah mengeluarkan lpaoran awal penyelidikan atas insiden ini dan antara lain merekomendasikan peningkatan pelatihan terhadap pilot. (JIBI/Bisnis Indonesia/Ashari Purwo)

Bangkai pesawat Lion Air yang mendarat darurat di perairan dekat Bandara Ngurah Rai terlihat saat hendak dievakuasi beberapa waktu lalu. Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah mengeluarkan lpaoran awal penyelidikan atas insiden ini dan antara lain merekomendasikan peningkatan pelatihan terhadap pilot. (JIBI/Bisnis Indonesia/Ashari Purwo)

JAKARTA – Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah menerbitkan laporan awalterkait insiden mendaratnya pesawat Lion Air di laut di dekat Bandara Ngurah Rai, 13 April lalu. Laporan awal itu antara lain memberikan rekomendasi mengenai peningkatan pelatihan terhadap pilot.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Laporan awal KNKT yang diterima di Jakarta, Kamis, menyebutkan bahwa salah satu rekomendasi keselamatan adalah agar PT Lion Mentari Airlines mengkaji kebijakan dan prosedur risiko mengenai perubahan kontrol atau penguasaan penerbangan saat di dalam ketinggian atau waktu genting. Selain itu, rekomendasi lainnya adalah agar PT Lion Mentari Airlines memastikan bahwa para pilot benar-benar dilatih secara memadai selama program pelatihan awal dan berkelanjutan atau terus-menerus sehubungan dengan perubahan kontrol atau penguasaan penerbangan saat di dalam ketinggian atau waktu genting.

KNKT juga merekomendasikan agar PT Lion Air menekankan pilot akan pentingnya mematuhi dengan prosedur pendekatan peralatan yang telah diterbitkan tentang ketinggian minimal ketika rujukan visual tidak dapat dilakukan pada ketinggian minimal tersebut.

KNKT dalam penemuan awalnya terkait dengan kecelakaan penerbangan tersebut juga menyebutkan kondisi pesawat laik terbang dan semua kru memiliki sertifikat medis dan izin yang valid.

Sementara itu, pakar dokter penerbangan, Wawan Mulyawan dalam keterangan tertulisnya mengatakan, beberapa hal yang kemungkinan dapat memperbaiki kondisi “human factor” di Lion Air adalah mengoptimalkan pelatihan keadaan kritis dengan penggunaan simulator. “Dengan membeli ratusan pesawat dari Boeing, tentunya optimalisasi simulator pesawat sangat penting artinya bagi Lion,” kata Wawan.

Menurut dia, Lion Air juga dapat bekerja sama dengan Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa Dr Saryanto milik TNI AU di Jakarta, untuk pelatihan berbagai optimalisasi kondisi fisik dan fisiologi penerbangan para kru Lion Air. Lion Air, lanjutnya, juga dapat bekerja sama dengan Lembaga Psikologi Penerbangan yang saat ini telah beroperasi di daerah Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur. Ia mengemukakan hal tersebut dalam rangka pemgoptimalisasian kondisi psikologis kru pesawat seperti pemeliharan motivasi kerja serta pengurangan stress dalam tugas penerbangan.

Sebagaimana diberitakan, pesawat Lion Air JT904 jurusan Bandung-Denpasar dengan registrasi PK-LKS melakukan pendaratan di laut di dekat Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar, Sabtu (13/4/2013). Seluruh penumpang berhasil diselamatkan. Para penumpang sebanyak 101, terdiri atas 56 laki-laki dewasa, 39 perempuan dewasa, 5 anak-anak, dan 1 bayi serta tujuh kru.

Mengenai pesawat, Menteri Perhubungan EE Mangindaan telah memaparkan bahwa pesawat nahas itu adalah pesawat Boeing 737-800 next generation dengan tahun pembuatan 2013 dan jumlah jam terbang sebanyak 146 jam. Pesawat tersebut didaftarkan di Kementerian Perhubungan pada 20 Maret 2013 dan masa berlaku baik sertifikat kelaikan udara maupun sertifikat registrasi hingga 20 Maret 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya