SOLOPOS.COM - Ilustrasi industri pembuatan tahu. (JIBI/Solopos/Antara)

Lingkungan hidup Jepara dilestariakn pemkab setempat antara lain dengan membangun instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) pabrik tahu dan tempe.

Semarangpos.com, JEPARA — Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah menyiapkan pembangunan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) di sentra pabrik tahu maupun tempe di Kecamatan Pecangaan, demi mencegah kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan hidup ke daerah aliran sungai Jepara.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Lokasi IPAL yang akan dibangun tentunya berada di kawasan sentra pabrik tahu dan tempe yang berada di Desa Pecangaan Wetan, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara,” kata Bupati Jepara Ahmad Marzuqi saat meninjau Sungai Gede yang diduga tercemar limbah di Desa Karangrandu, Kecamatan Pecangaan, Jepara, Sabtu (19/8/2017).

Kehadiran Bupati Jepara tersebut didampingi Wakil Bupati Jepara Dian Kristiandi, Sekda Jepara Sholih, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jepara Fatkhurrahman, Kabid Pengairan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Jepara Ngadimin, Camat Pecangaan Muh. Taksin, serta Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Susi Susilowati.

Ekspedisi Mudik 2024

Marzuqi mengatakan, rencana pembangunan tersebut, sebagai langkah antisipatif meskipun hingga kini pencemaran lingkungan hidup di aliran Sungai Gede belum bisa dipastikan apakah berasal dari tempat usaha masyarakat tersebut atau bukan. Menurut dia, keberadaan IPAL pabrik tahu dan tempe di Jepara tersebut, nantinya juga bisa bermanfaat untuk pembuatan biogas.

Langkah berikutnya, sambungnya, adalah mengintruksikan kepada PDAM Jepara serta BPBD Jepara agar melakukan pengiriman bantuan air bersih kepada masyarakat Desa Karangrandu, khususnya untuk memenuhi kebutuhan air minum. “Pemberian bantuan air bersih tersebut sambil menunggu hasil uji laboratorium terkait air di Sungai Gede yang diduga tercemar tersebut,” ujarnya.

Untuk langkah awal, katanya, jajarannya diminta membuka pintu air bendungan di wilayah Sungai Gede agar air yang menggenang tersebut bisa mengalir, karena sudah tersedia ekskavator. Lumpur yang mengakibatkan sedimentasi serta sampah yang menumpuk, katanya, akan dibersihkan pula, sehingga air bisa mengalir lebih lancar.

Sementara itu, Kepala Desa Karangrandu Syahlan mengatakan, solusi yang diambil Bupati Jepara dinilai bisa menyelesaikan permasalahan yang dialami warganya. “Masyarakat kini sudah bisa bernafas lega, karena ada sudah ada langkah-langkah yang ditawarkan oleh pemerintah daerah,” ujarnya.

Ia berharap, sejumlah solusi yang ditawarkan tersebut nantinya benar-benar direalisasikan semuanya, sehingga masyarakat bisa bernafas lega atas permasalahan pencemaran yang sudah berlangsung lama.

Alat berat dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Jepara tengah yang dihadirkan di lokasi, melakukan pengerukan tanah yang mengakibatkan sedimentasi di sepanjang bantaran Sungai Gede Karangrandu.

Sebelum mengunjungi aliran Sungai Gede di Desa Karangrandu yang memunculkan bau menyengat dan warna airnya hitam pekat, rombongan Bupati Jepara juga sempat meninjau aliran sungai di sekitar Pasar Pecangaan. Hanya saja, kondisi airnya cukup baik karena beberapa biota air seperti, ikan masih tampak hidup.

Rombongan lalu melanjutkan perjalanan ke sentra usaha tahu dan tempe di Pecangaan Wetan. Di lokasi itu, rombongan disuguhkan pemandangan yang kurang enak dan bau menyengat dari sisa produksi tahu dan tempe yang dibuang ke alur sungai setempat yang juga mengalir ke Sungai Karangrandu.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya