SOLOPOS.COM - Sejumlah pekerja membersihkan limbah produksi tapioka PT Aneka Agro Andalan, Desa Pondok, Kecamatan Ngadirojo, sebelum dialirkan ke kolam penampungan limbah. (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI — Manajemen PT Arena Agro Andalan di Dusun Dawung, Desa Pondok, Kecamatan Ngadirojo, Wonogiri, yang memproduksi tepung tapioka menyatakan siap menanggapi tuntutan warga terkait limbah yang dinilai mencemari lingkungan.

Manajer Produksi PT Arena Agro Andalan, A. L. Bowo Mulyadi saat ditemui Solopos.com di lokasi, Jumat (29/11/2013), mengatakan telah mendapatkan informasi akan ada protes warga terkait polusi bau tersebut. Hal tersebut juga dampak dari laporan warga ke DPRD Wonogiri.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Kami siap dengan apapun yang diminta oleh SKPD Wonogiri dan akan menemui warga jika nanti demo ke sini. Kami akan terbuka, bahkan kalau memang harus ditutup ya kami akan lakukan,” paparnya.

Namun ia mengatakan sebenarnya pihak manajemen tidak tinggal diam terkait pencemaran limbah tersebut. Selama ini pihaknya terus berupaya untuk mencari cara mengurangi polusi bau amonik yang meresahkan warga. Kali ini, pihaknya akan menerapkan teknologi untuk mengubah bau unsur metana itu menjadi sumber energi panas.

“Kolam penampungan dari sumber bau itu akan ditutup dengan menggunakan geomembrane, selanjutnya uap bau tersebut akan digunakan sebagai boiler atau pemanas yang digunakan sebagai pengering tepung,” ungkapnya.

Dengan cara tersebut, kepekatan gas metana akan berkurang hingga dari 70 persen menjadi 20 persen. Menurutnya, cara pengolahan bio gas tersebut akan mengurangi bau, tetapi sulit menghilangkannya sama sekali.

Penerapan instalasi teknologi bio gas tersebut memerlukan waktu 1,5 bulan hingga 2 bulan. Untuk itu, ia mengharapkan kepada masyarakat untuk bersabar dengan kondisi seperti ini. “Kami telah mendatangkan tim ahli dari Jakarta untuk mengatasi permasalahan ini,” ujarnya.

Dengan demikian, ia berharap agar pabrik terus beroperasi. Karena mayoritas karyawannya berasal dari warga sekitar yang telah menyerap 300 warga. Jumlah tersebut belum termasuk dari supplyer singkong yang jumlahnya besar.

Sekertaris Camat Ngadirojo, Haryanto, mengatakan telah telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian terkait adanya isu demo tersebut. Bila memang terjadi, ia berharap demo akan berlangsung tertib. “Kami mendengar akan ada demo, kamu sudah informasikan ke pihak manajemen pabrik tapi kami belum tahu warga mana yang akan berdemo,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya