SOLOPOS.COM - Sejumlah Perangkat Desa Girisekar, Panggang, Gunungkidul, meninjau telaga Thowet yang ada di wilayah ini, Jumat (21/10/2016). Kawasan telaga Thowet akan dijadikan hutan lindung guna menjaga kelestarian alam sekaligus bakal dibuka sebagai objek wisata air. (Bhekti Suryani/JIBI/Harian Jogja)

BBWSO optimistis pembangunan telaga selesai tepat waktu.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL— Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) optimistis revitalisasi lima telaga di Gunungkidul dapat selesai tepat waktu. Diharapkan pembangunan ulang ini dapat mengembalikan fungsi telaga seperti semula.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pejabat Pembuat Komitmen Danau, Situ dan Embung, BBWSSO Tri Joko mengatakan, untuk pembangunan lima embung di Gunungkidul membutuhkan biaya sebesar Rp6,1 miliar. Hingga sekarang, proses pembangunan masih berjalan dan ditargetkan selesai pada akhir tahun nanti. “Akan terus kami awasi, tapi jika dilihat dengan perkembangan di lapangan prosesnya sudah sesuai harapan,” kata Tri Joko, Rabu (11/10/2017).

Menurut dia, meski sekarang sudah memasuki musim penghujan namun hal tersebut bukan menjadi masalah. Ini lantaran pembangunan yang sudah memasuki tahap akhir. “Bangunan embung sudah jadi dan tinggal menghaluskan di bagian atas talut. Oleh karenanya, saat telaga mulai tergenang, kami malah senang karena itu yang diharapkan,” ujarnya.

Tri mengungkapkan, lima telaga yang dibangun di Gunungkidul di antaranya Telaga Piji, Desa Balong, Girisubo; Telaga Sunut di Kecamatan Ponjong; Telaga Tileng, Desa Petir, Rongkop. Sedang dua telaga lainnya yang dibangun adalah Telaga Serapual di Desa Girisekar, Panggang dan Telaga Sudang yang terletak di Desa Jetis, Kecamatan Saptosari.

“Dana yang digunakan untuk pembangunan mencapai Rp6,1 miliar,”  ungkapnya. Dia menambahkan, upaya revitalisasi telaga yang dilakukan BBWSSO bertujuan agar telaga dapat berfungsi normal seperti semula.

“Telaga yang dibangun, memang kondisinya mati maka dilakukan revitalisasi sehingga dapat menjadi tampungan dan air di dalamnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat,” tutru dia.

Kepala Desa Girisekar, Kecamatan Panggang Sutarpan mengatakan, sebelum dilakukan perbaikan,  keberadaan Telaga Serapual sudah mati sejak sepuluh tahun. Kondisi itu terjadi karena telaga mengalami pendangkalan sehingga tidak mampu menampung banyak air. Diharapkan dengan adanya perbaikan maka fungsi telaga dapat kembali normal.

“Sebelum ada perbaikan telaga tidak bisa digunakan karena kondisinya rata dengan tanah. Mudah-mudahan perbaikan tersebut dapat mengembalikan fungsi telaga sehingga dapat digunakan masyarakat untuk beraktivitas, khususnya saat musim kemarau,” tutur Sutarpan.
Hal senada diungkapkan oleh Kepala Desa Balong, Girisubo Suwardiyanto. Menurut dia, proses pembangunan ulang Telaga Piji masih dalam proses dan ditargetkan selesai pada akhir tahun nanti. “Harapan kami dengan perbaikan ini telaga dapat kembali normal karena pendangkalan yang sudah sangat parah,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya