SOLOPOS.COM - Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengecek lokasi talut jalan longsor menimpa rumah warga Dukuh Bometen, Desa Ngandong, Gantiwarno, dekat lokasi tambang di wilayah Gunung Kidul, DIY, Jumat (3/2/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Bupati Klaten, Sri Mulyani, dibuat kaget dan ngeri setelah melihat langsung lokasi tambang tanah uruk di bukit wilayah Serut, Kapanewon Gedangsari, Gunung Kidul, DIY, yang berbatasan langsung dengan Dusun Bometen, Ngandong, Gantiwarno, Jumat (3/2/2023).

Kedatangan Sri Mulyani ke lokasi itu untuk memberikan bantuan logistik bagi warga korban talut longsor di Bometen. Mulyani kaget melihat kondisi bukit yang ditambang membentuk tebing curam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tak jauh di bawah bukit itu terdapat tiga rumah warga di wilayah Desa Serut, Gunungkidul. Dipisahkan oleh jalan tanah dan batu, terdapat permukiman warga Dukuh Bometen, Klaten, yang lokasinya lebih rendah atau di bawah talut jalan.

“Hari ini saya datang ke sini menindaklanjuti aduan warga yang rumahnya terdampak dari kegiatan tambang. Memang lokasi tambang ada di Gunung Kidul, tetapi dampaknya ke warga kami di Klaten dan saya datang langsung ke sini. Setelah melihat tadi memang kondisinya sangat ngeri. Kalau dilanjutkan kasihan warga,” kata Mulyani saat ditemui wartawan di lokasi.

Ekspedisi Mudik 2024

Saat berada di lokasi tambang di perbatasan Klaten dengan Gunung Kidul itu, Mulyani sempat mencoba menghubungi Bupati Gunung Kidul via telepon. Dia juga meminta tim Pemkab mengumpulkan video dokumentasi terkait kondisi bukit yang ditambang.

“Saya sudah mengumpulkan video yang nanti akan saya laporkan ke Pak Bupati [Gunung Kidul]. Semoga nanti Pak Bupati bisa melihat langsung atau paling tidak melakukan kajian kaitannya perizinan yang diberikan,” jelasnya.

Mulyani menjelaskan dia tak memiliki kewenangan menutup kegiatan pertambangan apalagi itu berada di luar wilayah Klaten. Kewenangan Pemkab sebatas jalur yang akan dilintasi truk pengangkut material uruk ketika melintasi Klaten.

Di sisi lain, Mulyani mengatakan kegiatan pertambangan bisa berlangsung tak terlepas dari peran warga yang membolehkan tanahnya disewakan atau dijual untuk kegiatan pertambangan. Lantaran hal itu, dia berharap warga bisa mendukung upaya penertiban kegiatan pertambangan.

Penambang Diminta Patuhi Zonasi

Jika lokasi tanah yang akan digunakan tak masuk zona tambang, Bupati Klaten itu mengimbau warga tak menyewakan atau menjual lahannya untuk kegiatan pertambangan.

“Saya mengimbau ke pelaku kegiatan pertambangan di Klaten untuk mematuhi zonasi dan bertanggung jawab serta memperhatikan lingkungan. Karena berisikonya ke nyawa warga,” jelasnya.

Talut sepanjang 15 meter di jalan wilayah perbatasan Klaten dan Gunung Kidul longsor pada Kamis (2/2/2023) malam. Material longsor menimpa dua rumah warga dan satu kandang kambing.

Peristiwa itu terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah Ngandong dan sekitarnya. Air dari wilayah Serut melimpas ke jalan dan menggerus talut jalan.

Lantaran terus tergerus derasnya aliran air, talut ambrol dan longsor, menimpa rumah warga di wilayah Ngandong yang berada pada kontur tanah lebih rendah. Air dari wilayah hulu yang melimpas ke jalan itu disebut-sebut dampak dari kegiatan pertambangan di lokasi itu.

Saluran air di tepi jalan Serut rusak serta diuruk membuat air mengalir deras ke jalan berupa tanah. Salah satu tokoh masyarakat Bometen, Sugeng, mengatakan kejadian longsor dekat lokasi tambang perbatasan Klaten dengan Gunung Kidul tersebut sudah kali kedua terjadi.

Sebelumnya, longsor terjadi di lokasi lain yang masih berada di bawah talut jalan perbatasan tersebut. Ambrolnya talut terjadi lantaran saluran diuruk dampak kegiatan pertambangan hingga air melimpas ke jalan menggerus talut dan ambrol ke wilayah Bometen.

“Kami tidak bermaksud menghalangi aktivitas pertambangan. Boleh beroperasi, tetapi jangan merugikan masyarakat. Masyarakat minta saluran air dibenahi dulu. Ketika saluran air sudah dibenahi, air mengalir ke saluran dengan benar, silakan beroperasi tidak apa-apa,” jelas dia.

Sementara itu, perwakilan pertambangan memastikan bertanggung jawab atas kerusakan itu dan segera melakukan perbaikan atas talut yang rusak. Perbaikan juga dilakukan untuk saluran air di jalan wilayah Desa Serut. Perwakilan pertambangan juga menjelaskan kegiatan usaha tersebut sudah mengantongi izin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya