<p><strong>Solopos.com, GETAFE</strong> — Kemenangan tipis 1-0 di markas Getafe pada jornada ke-37, Sabtu (12/5/2018) malam WIB, cukup membuat <a href="http://bola.solopos.com/read/20180405/498/908220/liga-europa-konsentrasi-atletico-madrid-terpecah">Atletico Madrid</a> mengunci posisi kedua klasemen Liga Primera musim ini di bawah Barcelona.</p><p>Pasukan Diego Simeone tersebut unggul tiga poin atas tetangga mereka, Real Madrid dalam satu laga tersisa. Namun, Atletico sudah dipastikan finis di atas Madrid karena unggul secara head-to-head atas rival sekota mereka tersebut.</p><p>Gol semata wayang Koke ke gawang Getafe pada menit kedelapan sudah memastikan posisi runner-up di atas Madrid yang menang telak 6-0 atas Celta di Santiago Bernabeu, Minggu (13/5/2018) dini hari WIB. Ini menjadi kali pertama bagi <a href="http://bola.solopos.com/read/20180401/498/907345/liga-spanyol-krisis-pemain-hantui-atletico-madrid">Atletico</a> mengakhiri musim dengan posisi di atas Madrid sejak empat tahun silam alias ketika mereka menjuarai Liga Spanyol 2013/2014.</p><p>"Saya pikir tim bermain dengan sangat bagus. Ini laga yang menguras fisik, namun kami mencetak gol menjadi 1-0 dan paham betul apa yang sudah kami lakukan. Kami ingin finis di posisi kedua dan itu terwujud," ungkap Koke, seperti dilansir <em>Atleticomadrid.com</em>.</p><p>Selain Koke, <a href="http://bola.solopos.com/read/20180411/498/909590/atletico-madrid-siapkan-perpisahan-spesial-untuk-torres">Atletico</a> juga pantas berterimakasih kepada kiper Jan Oblak. Getafe bisa saja menyamakan kedudukan menjadi 1-1 andai tendangan penalti pemain mereka, Faycal Fajr, tidak diblok Oblak pada menit ke-77.</p><p>"Bagiku, Oblak yang terbaik di dunia. Hari ini, dia membuktikannya lagi dengan mengeblok penalti," puji Koke untuk Oblak.</p><p>Pujian untuk Oblak juga datang dari Simeone. “Penyelamatannya luar biasa. Saya senang bisa memilikinya. Dia kesusahan pada awalnya, sabar dan sekarang dia salah satu kiper terbaik di dunia,” jelas entrenador asal Argentina.</p>
Promosi Vonis Bebas Haris-Fatia di Tengah Kebebasan Sipil dan Budaya Politik yang Buruk