SOLOPOS.COM - Pemain Al Barokah Klaten (tengah) diadang dua pemain Al Huda Boyolali dalam laga Liga Santri Nusantara di Lapangan Kota Barat, Solo, Rabu (16/9). JIBI/Solopos/Sunaryo Haryo Bayu

Liga Santri Nusantara diikuti delapan tim Soloraya.

Solopos.com, SOLO – Sebanyak delapan tim Pondok Pesantren se-Soloraya akan bertarung di Liga Santri Nusantara Region 3 Jawa Tengah (Jateng) untuk memperebutkan tiket ke putaran nasional sekaligus Piala Wali Kota Solo, Minggu-Selasa (28-30/8/2016).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kedelapan tim yang akan bertanding adalah Walisongo Sragen, Al-Muayyad Solo, Al-Falah Baki Sukoharjo, Al-Huda Ndoglo Boyolali, Ki Ageng Selo Klaten, Al-Ikhlas Dawar Boyolali, Al-Mansyur Klaten, dan Al-Muttaqin Klaten. Kejuaraan yang digelar di Lapangan Kota Barat, Solo, itu dipertandingan dengan sistem gugur. Pertandingan pembuka akan mempertemukan juara bertahan, Walisongo, dengan Al-Muayyad.

Ekspedisi Mudik 2024

“Prediksi kami Walisongo tetap akan menjadi tim terkuat. Persaingan tahun ini sepertinya juga bakal lebih sengit ketimbang tahun lalu karena masing-masing tim punya waktu persiapan lebih lama,” ujar Koordinator Liga Santri Nasional Region 3 Jateng, Abil Khoirudin, saat ditemui Solopos.com, di Kantor NU Solo, Selasa (23/8/2016).

Liga Santri Nusantara tahun ini digelar di 32 region se-Indonesia. Untuk Jateng, kompetisi dibagi ke dalam tiga region. Region 1 meliputi wilayah Brebes, Pemalang, Pekalongan, Batang, dan Cilacap. Region 2 wilayah Kendal, Semarang, Kudus, Demak, Jepara, Blora, dan Pati. Sementara itu, Region 3 dipertandingkan di dua wilayah yakni Soloraya dan Magelang Raya atau daerah eks-karesidenan Kedu.

“Juara Soloraya nanti akan bertanding melawan juara dari Magelang Raya, setelah itu pemenangnya berhak lolos ke babak 32 besar nasional,” imbuh Abil.

Abil menambahkan liga santri kali ini digelar untuk tim-tim dengan peserta berusia di bawah 18 tahun. Panitia juga akan memantau ketat seluruh skuat yang bertanding supaya tidak ada pemain cabutan dari luar pondok pesantres peserta kompetisi.

“Semua pemain haruslah santri di pondok pesantren itu, tidak boleh ada pemain dari luar. Pemain harus memiliki kartu santri dan ads surat keterangan dari pondok pesantren,” jelas Abil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya