SOLOPOS.COM - Juara LSN Region DIY, Ponpes Nur Iman Mlangi Sleman berfoto bersama Wakil Bupati Bantul Abdul Halim Muslih. ?(Ujang Hasanudin/JIBI/Harian Jogja)

Tim besutan Eko Setiawan ini menjadi juara setelah mengalahkan tim Walisongo, Sragen dalam babak adu penalti.

Harianjogja.com, SLEMAN-Sejarah baru dicetak oleh tim sepak bola Nur Iman Mlangi, Sleman dengan menjadi juara Liga Santri Nusantara (LSN) 2016.

Promosi Ayo Mudik, Saatnya Uang Mengalir sampai Jauh

Tim besutan Eko Setiawan ini menjadi juara setelah mengalahkan tim Walisongo, Sragen dalam babak adu penalti dengan skor 7-6, pada babak final LSN 2016 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Minggu (30/10/2016) sore.

Babak adu penalti digelar setelah dua kali babak tambahan antara Nur Iman melawan Walisongo berakhir dengan skor 1-1. Gol Nur Iman dicetak oleh Muhammad Febri di menit 83 dan Gol balasan dari Walisongo Sragen di menit 85 oleh Ananda Gohan.

Atas hasil ini, Nur Iman berhasil menggondol trofi bergilir juara LSN dan uang pembinaan Rp150 juta. Sedangkan Walisongo mendapatkan uang pembinaan Rp100 juta.

Pelatih Nur Iman Eko Setiawan mengatakan atas hasil ini maka pihaknya telah mencatatkan sejarah baru di persepak bolaan nasional. Hal ini dikarenakan prestasi dari Nur Iman yang mengalami peningkatan cukup pesat. “Tahun lalu kami hanya juara ketiga, alhamdulillah tahun ini kami bisa juara,” katanya usai laga.

Menurut eks asisten pelatih tim sepak bola Porda Sleman ini, untuk meraih gelar juara kali ini tidaklah mudah. Sebab, lawan mereka di babak final, yakni tim Walisongo adalah tim kuat dan memiliki kolektivitas permainan yang baik.

“Beruntung anak-anak mampu bermain dengan sabar. Mereka mampu meladeni permainan lawan dengan baik,” sambung Eko.

Sementara Menpora Imam Nahrawi mengatakan bahwa ke depan tidak hanya LSN yang bakal digelar oleh Kemenpora. Akan tetapi, semua cabang olahraga. Diharapkan dengan adanya perhelatan antarpondok pesantren, prestasi olahraga nasional akan meningkat. Hal ini seiring dengan mulai merambahnya prestasi di bidang olahraga dari kalangan pondok pesantren.

“Pemerintah juga akan mendorong agar kompetisi demi kompetisi harus terencana dan terukur. Spirit sepak bola untuk menyatukan tanah air. Kami berharap Liga mampu berjalan dengan baik,” katanya.

Oleh karena itu, lanjut Menpora, saat ini sejumlah kompetisi sepak bola yang telah berjalan yakni mulai dari U12, U-14, U-16 dan U-18 akan lebih ditingkatkan.

Mengenai LSN di tahun kedua kali ini, Menpora menyatakan bahwa liga dengan anggaran Rp6 miliar ini digelar sebagai perwujudan bahwa pesantren tak hanya didik kader tarbiyah dan ajak ibadah, namun juga mengajarkanbkedisplinan ketaatan, sportivitas.

“Buktinya sampai saat ini, saya tidak mendengar ada perkelahian, bentrokan antarpendukung pada saat pelaksanaan,” ungkap Menpora.

Pada LSN 2017 mendatang, masih kata Menpora, diharapkan lebih banyak pondok pesantren ambil bagian. Jika pada 2016, ada peningkatan jumlah peserta hingga 400 persen, maka jumlah tersebut diharapkan lebih meningkat. Lewat liga santri Menpora berharap muncul atlet sepak bola yang menghrumkan merah putih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya