SOLOPOS.COM - Pembukaan kejuaraan sepak bola Liga Santri Nusantara U-17 Zona II Jatim di Pamekasan, Rabu (16/9/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Saiful Bahri)

Liga Santri merupakan kompetisi sepak bola antarsantri pondok pesantren yang tahun ini dianggarkan sebesar Rp10 miliar oleh Kemenpora.

Semarangpos.com, BRIGIN – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menganggarkan dana sebesar Rp10 miliar untuk menggelar Liga Santri 2016. Kompetisi ini diharapkan bisa diikuti seluruh pondok pesantren (ponpes) di Tanah Air.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Tahun 2016 ini, Kemenpora akan kembali menggelar Liga Santri, Kali ini, kami menganggarkan dana sebesar Rp10 miliar untuk menggulirkan kompetisi itu. Kami berharap semua ponpes bisa turut berpartisipasi,” tutur Menpora, Imam Nahrawi, kepada wartawan di sela-sela mengikuti kunjungan Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Nahdatul Ulama (NU), Prof DR KH Said Aqil Siradj MA di Ponpes Al Ittihad, Desa Popongan, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, Rabu (6/4/2016) siang.

Liga Santri merupakan kompetisi antarsantri ponpes yang digelar sejak 2015. Pada pelaksanaan tahun ini, Menpora berjanji akan melakukan pengawasan lebih ketat.
Dengan upaya itu, Menpora pun berharap mampu menjaring pemain-pemain sepak bola yang berkualitas dari kalangan santri. Pihaknya tidak ingin sepak bola nasional menjadi carut marut karena kepentingan pihak-pihak tertentu.

“Sepak bola profesional kita sepertinya telah dikendalikan oleh kepentingan kelompok tertentu sehingga kurang berprestasi. Dengan adanya liga sepak bola profesional yang bermutu dan bebas kepentingan diharapkan sepak bola Indonesia bisa lebih berprestasi, jangankan di tingkat ASEAN tapi juga di Asia,” imbuhnya.
Hambalang

Dalam kesempatan itu, Menpora juga mengaku tengah mempertimbangkan Gedung Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sarana Olahraga Nasional (P3SON) di Desa Hambalang, Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang akan dijadikan Gedung Pondok Pesantren (Ponpes) Olahraga. Apalagi, selama ini ponpes telah menjadi basis pendidikan yang melahirkan para pemimpin bangsa yang mumpuni.

“Jika nanti usulan meneruskan pembangunannya sebagai SMP/SMA olahraga ditolak oleh DPR, Saya berencana menjadikannya (kompleks itu) pondok pesantren olahraga. Para santri di pondok pesantren juga menyimpan potensi kemampuan olah raga yang sangat besar. Karena mereka memiliki niat tulus untuk mencapai semua tujuan termasuk prestasi dalam olah raga,” kata Menpora.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya