SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, TURIN</strong> &mdash; 16 November 2003. Saat itu, Saingovannese besutan Maurizio Sarri bertemu dengan Aglianesein polesan Massimiliano Allegri pada pertandingan Seri-C di Arezzo. Laga berakhir dengan 0-0. Tidak ada satu pun tembakan on target yang dihasilkan kedua tim.</p><p>Mengacu statistik itu, pertandingan di kasta ketiga tersebut jelas kurang menarik menjadi tontonan. Penonton yang hadir pun hanya sekitar 1.400 orang. Tapi siapa sangka, setelah 15 tahun berlalu sejak laga membosankan tersebut, kedua pelatih dari masing-masing kubu telah menjelma menjadi allenatore yang disegani di <a href="http://bola.solopos.com/read/20180416/498/910664/liga-italia-hasil-klasemen-juventus-semakin-menjauh">Seri-A</a>.</p><p>Allegri bersama <a href="http://bola.solopos.com/read/20180422/498/911945/preview-juventus-vs-napoli-nyonya-besar-diprediksi-menang-tipis">Juventus</a>, sedangkan Sarri dengan Napoli. Allegri dan Sarri tidak hanya dipuji karena membawa tim masing-masing konsisten di papan atas klasemen Seri-A dalam beberapa tahun terakhir. Namun, dua pelatih berdarah Tuscan tersebut disanjung karena gaya permainan yang mereka terapkan.</p><p>Sarri membentuk karakter permainan Napoli identik dengan sepak bola menyerang. Lorenzo Insigne dkk. mengandalkan passing pendek, pergerakan cepat dan cerdas, serta memberi pressing tinggikepada lawan. Fans<a href="http://bola.solopos.com/read/20180419/498/911402/liga-italia-juventus-vs-napoli-seperti-final"> Napoli</a> pun tak segan menjuluki gaya permainan tersebut dengan istilah &ldquo;Sarrismo&rdquo;. Tidak ada lagi jejak permainan yang menjemukan seperti ketika Sarri masih membesut Saingovannese sekitar 15 tahun lalu.</p><p>Gaya Sarrismo ini pula yang akan dipakai Napoli untuk meredam Juve besutan Allegri pada duel krusial untuk penentuan scudetto musim ini di Allianz Stadium, Senin (23/4/2018) pukul 01.45 WIB. Napoli hanya terpaut empat poin dari Juve yang memimpin perbutan scudetto dalam lima partai tersisa.</p><p>Allegri menyiapkan senjatanya sendiri. Pelatih yang disebut-sebut masuk radar Arsenal untuk menggantikan posisi Arsene Wenger musim depan tersebut memang tidak mendapat sanjungan seperti Sarri. Di saat Sarrismo gencar diagungkan pendukung Napoli, istilah Allegrismo seperti tidak terdengar.</p><p>Meski demikian, Allegri telah membuktikan kapasitasnya sebagai salah satu pelatih top di Italia. Ia tak pernah jemu mencari formasi yang pas untuk timnya. Sejak menggantikan posisi Antonio Conte pada 2014, Allegri mengganti skema 3-5-2 menjadi formasi berlian 4-4-2 untuk Sami Khedira dkk. Kekalahan dari Fiorentina sempay membuatnya menerapkan &ldquo;ide gila&rdquo; dengan mengubah posisi beberapa pemain dalam formasi 4-2-3-1.</p><p>Mario Mandzukic digeser ke sayap kiri, Paulo Dybala diposisikan sebagai trequartistista (playmaker), Juan Cuadrado ke sayap kanan, dan Gonzalo Higuain menjadi ujung tombak. Formasi &ldquo;Mad Max&rdquo; tersebut membawa Bianconeri, julukan Juve, menembus final Liga Champions kusm lalu. Namun, Allegri kembali melakukan perubahan dan kini lebih suka memakai 4-3-3 di Seri-A dan 4-4-2 ketika turun di Eropa.</p><p>&ldquo;Saya tidak cemburu. Saya bahagia dengan kerja keras selama bertahun-tahun ini, Sarri telah mencapai level yang pantas. Semua pemain belajar dari pengalaman dan perkembangannya tiap tahun, menyaksikan apa kemajuan dan kebimbangannya. Saya pikir seorang pelatih harus mengkreasi karakteristik dan kualitas skuatnya,&rdquo; jelas Allegri, seperti dilansir Football-italia.net, Sabtu (21/4/2018).&nbsp;</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya