SOLOPOS.COM - Persebi Boyolali (Facebook)

Liga 3 akan diikuti oleh Persebi Boyolali.

Solopos.com, BOYOLALI — Persebi Boyolali memilih menunda proses seleksi pemain baru lantaran Asprov PSSI Jateng belum menerbitkan regulasi Liga 3 Region Jateng. Sedianya, seleksi pemain itu dilaksanakan pada pertengahan Januari 2018 lalu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Manajer Persebi Boyolali, Sunarno, mengaku belum berani menggelar seleksi pemain demi menghemat biaya operasional tim. Terlebih, regulasi dan jadwal kompetisi Liga 3 juga belum dirilis oleh Asprov PSSI Jateng.

“Menurut informasi yang kami terima, seluruh askab dan askot PSSI di Jateng akan dilibatkan dalam pembahasan regulasi itu. Infonya rapat pembahasan regulasi itu dilaksanakan bulan ini. Tapi, sejauh ini belum ada undangan dari Asprov PSSI Jateng,” jelas Sunarno saat dihubungi Solopos.com, Rabu (7/2/2018).

Dalam rapat itu, Persebi akan mengusulkan supaya Komisi Disiplin (Komdis) Asprov PSSI Jateng lebih bijaksana dalam mengambil keputusan tekait terjadinya insiden dalam pertandingan. Sunarno menginginkan komdis tidak mengedepankan kepentingan pribadi atas polemik yang telah terjadi.

“Buang jauh kepentingan pribadi itu. Lihatlah bagaimana perjuangan klub itu. Perjuangan anak-anak ini harus dihargai. Jangan sampai membuat keputusan yang merugikan klub. Intinya, kejadian yang dialami Persebi musim lalu tidak boleh terjadi pada musim berikutnya. Itu adalah kenangan buruk bagi Persebi. Mudah-mudahan hanya Persebi yang mendapat perlakuan tidak adil seperti itu,” papar Sunarno.

Sunarno memastikan Persebi tahun ini tetap mendapat dukungan penuh dari Bupati Boyolali Seno Samudro. Orang nomor satu di Boyolali itu kembali menjadi donatur utama klub dalam mengarungi Liga 3 musim depan. Seno Samodro diyakini bakal menggelontorkan dana sekitar Rp1 miliar untuk Persebi Boyolali.

“Kalau tidak ada Pak Seno, saya tidak tahu Persebi mau jadi apa. Cari sponsor untuk tim Liga 3 itu sulitnya minta ampun. Kebanyakan perusahaan itu mau menjadi sponsor untuk menopang pengeluaran kecil-kecil seperti jersey atau jaket. Untuk biaya operasional tim dan gaji pemain, kebanyakan sponsor tidak mau,” terang Sunarno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya