SOLOPOS.COM - Sejumlah penonton dan suporter Persebi Boyolali meninggalkan Stadion Pandan Arang menyusul pembatalan laga antara Persebi melawan Persis Gotong Royong, Minggu (23/7/2017). (JIBI/Solopos/Chrisna Chanis Cara)

Liga 3 diwarnai dengan pembatalan laga Persebi Boyolali vs Persis Gotong Royong.

Solopos.com, BOYOLALI — Kondisi psikologis tim Persebi Boyolali anjlok menyusul pembatalan pertandingan melawan Persis Gotong Royong (GR) di Stadion Pandan Arang, Minggu (23/7/2017) sore WIB. Penundaan hingga waktu yang belum ditentukan dilakukan menyusul keterlambatan polisi dalam menghadirilaga lanjutan babak enam besar Liga 3 wilayah Jawa Tengah itu.

Promosi Mali, Sang Juara Tanpa Mahkota

Atas kejadian itu, Persis GR menilai timnya berhak menang walk out (WO) lantaran panitia pelaksana (panpel) Persebi dianggap tak becus menggelar pertandingan. Pantauan Solopos.com pada waktu kick off pukul 15.30 WIB, baru ada empat personel polisi yang tampak di Stadion Pandan Arang. Padahal kedua tim sudah melakukan uji coba lapangan dan siap bermain.

Ekspedisi Mudik 2024

Dalam technical meeting (TM), panpel dan kedua tim telah menyepakati laga akan dikawal setidaknya 39 personel polisi. Pengawas pertandingan (PP) sempat memberi toleransi hingga pukul 15.40 WIB. Namun aparat belum kunjung datang hingga akhirnya panpel memutuskan menunda laga hingga waktu yang belum ditentukan.

Pelatih Persebi, Ahmad Arif, mengaku masih bingung atas pembatalan laga lawan Persis GR. Dirinya tak habis pikir laga harus ditunda hanya karena ketidaksiapan aparat keamanan. Saat itu anak asuhnya tengah on fire dan optimistis meraih tiga poin.

Andaikan menang, Persebi memang bakal menggaransi satu tiket ke semifinal Liga 3. Kini mereka justru terancam tersisih jika Persis GR mendapat poin cuma-cuma dari laga itu dan gagal meraih poin saat tandang ke markas Persekap Pekalongan, Kamis (27/7/2017).

“Sekarang mental pemain jatuh. Asisten pelatih kami, Imam Rochmawan, bahkan langsung ngedrop fisiknya. Jujur saya masih bertanya-tanya kok bisa seperti ini,” ujarnya saat dikonfirmasi Solopos.com.

Arif mengaku kurang sependapat dengan penilaian Persis GR yang menyebut timnya layak kalah WO. Dia menegaskan timnya hadir di pertandingan, adapun kegagalan terlaksananya laga lebih karena kelalaian panpel. “Yang salah itu panpel bukan tim. Mestinya laga ditunda karena kedua tim sudah hadir,” kata dia.

Asisten Manajer Persis GR, Totok Supriyanto, menyayangkan kinerja panpel tuan rumah yang serampangan dalam menyelenggarakan laga resmi. Dia menyebut kepolisian mestinya sudah hadir setengah jam sebelum kick off untuk mengamankan laga. Totok menganggap panpel maupun tim Persebi layak dikenai sanksi lantaran kejadian kemarin.

“Kami juga dirugikan karena tim sudah siap. Dalam pandangan kami, Persis GR harusnya menang WO. Namun kami masih menunggu keputusan Asprov PSSI Jateng selaku operator kompetisi.”

Match commissioner laga Persebi kontra Persis GR, Wiku Noviardi, mengatakan laga harus ditunda karena pihak keamanan tidak mampu menjamin pertandingan hingga kick off. “Hal ini akan kami laporkan ke Asprov Jateng. Keputusannya laga ditunda atau seperti apa, kita tunggu saja,” ucapnya.

Ketua Panpel Persebi, Ngusman,mengaku tak tahu apa sebenarnya penyebab anggota keamanan terlambat datang. Pihaknya menilai ada kesalahpahaman informasi antara panpel dan aparat sehingga laga batal digelar. Panpel pun harus mengembalikan uang tiket pada ratusan penonton yang hadir di stadion.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya