SOLOPOS.COM - Pelatih Persebi Boyolali Ahmad Arief (berdiri di tengah) memberi arahan kepada anak asuhnya di laga uji coba melawan PSIK Klaten di Stadion Trikoyo, Jumat (17/3/2018). (Istimewa)

Liga 3 diikuti oleh Persebi Boyolali.

Solopos.com, BOYOLALI — Persebi Boyolali belum serius menggarap investor swasta untuk mendanai klub di ajang Liga 3 2018. Sulitnya mencari sponsor membuat Laskar Pandan Arang masih menggantungkan dana APBD Pemkab Boyolali. Persebi juga mendapat kucuran dari BUMD di Kota Susu untuk menunjang operasional klub.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal itu disampaikan Manajer Persebi, Kukuh Hadiatmo, saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (27/3/2018). Menurut Tatang, sapaan akrabnya, tak mudah mencari perusahaan yang berminat mendanai klub Liga 3 di daerah. Sejauh ini baru dua sponsor yang resmi masuk yakni Spesial Sambal dan Studio 1.

Itupun bukan sponsor utama melainkan hanya sponsor pendukung. “Kami belum dapat sponsor untuk jersey bagian muka. Ya memang tidak gampang mencari sponsor yang mau menggelontor banyak dana,” ujar Tatang.

Di sisi lain, pihaknya tak menampik belum cukup all out untuk menggamit investor swasta. Kucuran dana APBD sekitar Rp200 juta tahun ini membuat manajemen Persebi sedikit “ayem” untuk menjalani kompetisi. Dana tersebut masih ditambah sokongan dari donatur dan sejumlah BUMD di Boyolali. “Ya ada bantuan dari BUMD dan pihak yang peduli. Dibilang cukup ya sejauh ini masih cukup,” kata dia.

Meski masih bergantung dana pemerintah, Tatang menjamin ada perubahan tim ke arah profesional beberapa tahun mendatang. Dia menyebut tahun depan manajemen akan menyeriusi kemitraan dengan sponsor swasta. Pendapatan dari merchandise seperti jersey juga bakal terus digenjot. Musim ini Persebi mulai mengoptimalkan pemasukan dari memorabilia lewat penjualan jersey via media sosial.

Baru-baru ini Laskar Pandan Arang melempar jersey versi suporter yang bisa dipesan lewat sistem pre-order. Pemesanan masih dilayani hingga 1 April. Ada sedikit perbedaan antara jersey versi suporter dengan kostum yang dikenakan pemain. Di jersey suporter, ada tulisan “Persebi” di bagian muka dan belakang jersey.

“Memang sengaja kami bedakan dengan jersey pemain agar fans punya kostum identitas. Setelah ini kami bakal lempar jersey versi pemain, tunggu saja,” ujar Tatang.

Dia menambahkan sebagian dana hasil penjualan kostum akan masuk ke kas Persebi. “Baru tahun ini kami mengelola penjualan jersey agar berdayaguna bagi klub.  Untuk itu kami mendorong fans agar membeli produk asli Persebi.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya