SOLOPOS.COM - Maskot Persis Solo, Arjuna, berpose saat diperkenalkan pada pertandingan Liga 2 di Stadion Manahan, Solo, Jumat (18/8/2017) malam. (JIBI/Solopos/Nicolous Irawan)

Liga 2 diwarnai dengan Persis Solo yang meluncurkan maskot.

Solopos.com, SOLO — Manajemen resmi meluncurkan maskot Persis Solo di waktu jeda pertandingan antara Persis Solo melawan Persipon Pontianak di Stadion Manahan pada Jumat (18/8/2017) malam WIB. Maskot Persis Solo itu diperkenalkan langsung kepada sekitar 17.000 suporter Persis Solo yang hadir di stadion.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Maskot yang diluncurkan itu berbentuk burung alap-alap kawah. Burung itu diberi nama Arjuna dengan panggilan Juna. Nama tokoh pewayangan itu disematkan karena dianggap sebagai pemilik dari panah Pasoepati. Maskot itu menggunakan nomor punggung 12 sebagai penghormatan kepada suporter yang dianggap sebagai pemain ke-12 Persis Solo.

Kemunculan maskot Persis Solo itu merupakan kejutan dari manajemen untuk Pasoepati. Namun, tidak semua anggota Pasoepati menanggapi positif terhadap peluncuran maskot itu. “Kesan pertama saya, maskot itu lebih menyerupai burung penguin daripada burung alap-alap,” kata anggota Pasoepati senior, Prapto Koting kepada Solopos.com, Sabtu (19/8/2017).

Selain masalah desain yang dianggap lebih mirip burung penguin, Prapto juga mengkritisi penyematan nama Arjuna pada maskot itu. Dia mengganggap maskot itu tidak perlu diberi nama Arjuna karena tokoh pewayangan itu tidak ada kaitannya dengan sejarah berdirinya Persis Solo.

“Lebih baik cukup dipanggil burung alap-alap saja. Atau kalau mau tetap pakai nama, lebih baik dipanggil R.M. Said karena tokoh ini yang punya julukan alap-alap sambernyawa. Itu ada nilai historisnya. Kalau Arjuna, nilai historisnya di mana?” ujar Prapto Koting.

Prapto menyarankan seharusnya perumusan maskot Persis Solo itu melibatkan kalangan akademisi, budayawan maupun sejarawan. Dia juga menyayangkan proses peluncuran maskot itu tidak dilombakan terlebih dahulu. “Kalau dilombakan paling tidak akan adanya banyak pilihan desain yang bisa dipilih,” ucapnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Persis Solo, Langgeng Jatmiko, mengakui nama Arjuna memang tidak ada hubungannya dengan sejarah Persis Solo. Nama panggilan Juna dipakai untuk merujuk jenis senjata panah yang dipakai Pasoepati.

“Maskot itu dikerjakan selama tiga pekan. Memang desainnya agak rumit. Tapi, ke depan masih bisa diperbaiki,” terang Langgeng.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya