SOLOPOS.COM - Menpora Zainudin Amali (tengah) didampingi Ketua Umum PSSI M Iriawan (kedua kanan), Dirut PT LIB Cucu Somantri (kedua kiri), Direktur Program SCM Harsiwi Achmad (kiri) dan Presiden Komisaris SEA Group Pandu Sjahrir saat peluncuran Shoppe Liga 1 2020 di Jakarta, Senin (24/2/2020). (Antara/Sigid Kurniawan)

Solopos.com, JAKARTA — PSSI memutuskan memakai mekanisme tes cepat atau rapid test untuk menjadi standar keselamatan pemain dalam pelaksanaan Liga 1 dan Liga 2 2020.

Pilihan itu diambil lantaran rapid test berbiaya jauh lebih murah ketimbang swab test (tes sela). Namun kebijakan tersebut dianggap berisiko mengingat akurasi rapid test tak sebaik swab test dalam mendeteksi virus corona.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di Indonesia, sudah ada sejumlah contoh hasil rapid test Covid-19 yang kemudian dianulir setelah seorang pasien dinyatakan negatif di swab test. Asisten Pelatih Timnas, Gong Oh-kyun, salah satunya. Ia Pernah divonis positif Covid-19 pada 3 April, hasil itu kemudian menjadi negatif setelah Gong menjalani swab test tiga hari kemudian.

Pekan Ini, Belasan Warga Ngerangan Segera Jalani Rapid Test dan Swab

Ketua Tim Medis PSSI, Syarif Alwi, membenarkan pelaksanaan rapid test menjadi standar keselamatan dalam protokol kesehatan untuk Liga 1 dan Liga 2. Syarif beralasan memakai metode tersebut merujuk pertimbangan harga.

“Kalau swab test siapa yang sanggup bayar? Swab test itu paling murah Rp1,5 juta. Rapid test saja belum tentu klub-klub itu sanggup,” tutur Syarif seperti dilansir Detik.com, Senin (8/6/2020).

Selain swab test lebih mahal, ada banyak atlet yang perlu menjalani pemeriksaan saat kompetisi diputar nanti. Hingga kini belum ada keputusan apakah PSSI atau klub yang akan menyediakan rapid test secara rutin.

Pasien Positif Covid-19 Grobogan Tambah 3, Salah Satunya Nakes di RSUD

Menurut Syarif, tim dokter PSSI masih berdiskusi mengenai hal tersebut sembari merampungkan lima pedoman standar keselamatan untuk Liga 1 dan Luga 2. “Soal biaya sedang kami pikirkan. Banyak masukan tentang rapid test berbiaya murah sehingga tak perlu ada subsidi-subsidi,” terang Syarif.

Libatkan Dokter Klub

Lebih jauh, PSSI akan melibatkan dokter klub dalam pembahasan standar keselamatan hingga penerapan saat kompetisi berjalan. Syarif mengatakan dokter klub nantinya akan mendapat sertifikasi sebagai bukti telah memahami standar yang dirumuskan PSSI.

“Nanti kami kasih workshop dan virtual meeting. Kami harap mereka paham dan tidak salah langkah di masa pandemi Covid-19,” terang Syarif.

Isi Pertalite Rp20.000 Tanpa Bayar, Pengendara Yamaha Mio di Klaten Kabur

Tim medis PSSI saat ini masih menunggu kepastian kompetisi mulai dari format kompetisi hingga lokasi penyelenggaraan. Kepastian itu dianggap penting untuk penyusunan detail protokol kesehatan dan teknis kerja tim medis. Sejauh ini PSSI mewacanakan kelanjutan kompetisi difokuskan di Pulau Jawa.

“Formatnya kan belum tahu, fokus di satu daerah atau bagaimana. Nantinya prosedur akan sangat detail, kami berpikir kesehatan di atas segalanya,” tandas Syarif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya