SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta –– Pemerintah Libya menuding NATO meneror dan membunuhi rakyatnya sebagai bagian dari plot global untuk melemahkan negara Afrika Utara itu. Menurut pemerintah Libya, serangan-serangan udara yang dilancarkan Amerika Serikat dkk telah menewaskan lebih dari 100 warga sipil.

Namun hal itu dibantah pihak koalisi. Ditegaskan bahwa koalisi hanya ingin melindungi warga sipil dari pasukan pro pemerintah Libya Muammar Khadafi dan hanya menargetkan lokai-lokasi militer untuk menerapkan zona larangan terbang.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

“Teror yang dialami rakyat, ketakutan, ketegangan, ada di mana-mana. Dan warga sipil inilah yang diteror setiap hari,” cetus Mussa Ibrahim, juru bicara pemerintah Libya seperti dilansir kantor berita Reuters, Senin (28/3/2011).

“Kami yakin berlanjutnya serangan-serangan udara yang tidak perlu ini merupakan rencana untuk membuat pemerintah Libya dalam posisi lemah untuk bernegosiasi,” tutur Ibrahim.

“NATO siap untuk membunuh rakyat, menghancurkan kamp-kamp pelatihan militer dan pos-pos pemeriksaan militer serta lokasi-lokasi lainnya,” tandas juru bicara tersebut.

Menurut Ibrahim, AS dan sekutu tidak berupaya melindungi warga sipil.

“Mereka (koalisi) ingin membuat Libya berlutut, memohon ampun. Itu rencana yang sangat mudah. Kita bisa melihatnya terjadi di depan mata kita. Mereka tidak mencoba melindungi warga sipil,” cetus Ibrahim.

 

detik.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya