SOLOPOS.COM - Pengunjung bermain air di Blue Lagoon yang ada di Desa Wisata Dalem, Widodomartani, Ngemplak, Sleman, Selasa (27/6/2017). (Bernadheta Dian Sarawati/JIBI/Harian Jogja)

Liburan akhir tahun ini memberikan tren positif bagi desa wisata.

Harianjogja.com, SLEMAN-Liburan akhir tahun ini memberikan tren positif bagi desa wisata. Kali ini, desa salah satu potensi wisata di Sleman ini sudah banyak dikunjungi oleh wisatawan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Ini kabar menggembirakan, desa wisata sudah banyak dikunjungi,” kata Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Sudarningsih kepada Harianjogja.com, Selasa (26/12/2017).

Salah satu yang paling banyak dikunjungi ialah Desa Wisata Pulesari, Wonokerto, Turi. Desa yang menjual potensi salak dan kegiatan susur sungai ini dikunjungi nyaris 1.000 wisatawan nusantara selama akhir pekan lalu.

Di lokasi yang berdekatan, Desa Wisata Pancoh di Girikerto, Turi juga dikunjungi sekitar 400 wisatawan nusantara yang menikmati outbond di kaki Gunung Merapi ini.

Adapula sejumlah wisatawan yang menginap di homestay yang tersedia sekaligus belajar seni tari tradisional. Hal serupa juga berlaku di Desa Wisata Pentingsari, Umbulharjo, Cangkringan yang identik dengan pengolahan kopinya.

Ketua Desa Wisata Brayut, Pandowoharjo, Sleman, Aloysius Sudarmadi mengatakan setidaknya ada 20 homestay di Brayut yang selalu penuh selama libur akhir tahun ini. Lonjakan okupansi sudah terjadi sejak H-7 perayaan Natal dan diprediksi akan memuncak malam pergantian tahun.

“Dominasinya kunjungan keluarga, ada juga siswa sekolah yang sedang liburan,” katanya. Diprediksi masa padat pengunjung ini akan berlangsung hingga H+7 nanti.

Desa dengan luas 12 hektare ini bisa menampung 120 tamu di sejumlah homestay yang tersedia. Disediakan berbagai konsep hunian yang beragam mulai dari tradisional, semi tradisional, dan modern.

Alyosius menerangkan jika homestay yang disediakan tetap tidak terpisah dengan rumah utama sehingga interaksi bisa tetap terjadi. Dikenakan tarif Rp80.000 sampai Rp110.000 per malam termasuk makan tiga kali sehari dengan menu khas desa. Ada juga tujuh pendamping yang disiapkan untuk melayani tamu yang menginap.

Setidaknya sembilan item yang ditawarkan di Brayut antara lain bertani, memanen ikan di kolam, memberi makan ternak, membatik, permainan tradisional dan kuliner tradisional. Namun, pengunjung bebas memilih aktivitasnya sendiri sesuai minat.

Ia menilai jika tren kunjungan dan menginap di desa wisata memang meningkat perlahan berapa tahun belakangan. Hal ini serupa, katanya, juga dirasakan desa wisata lain di Sleman meski tingkat okupansinya belum setinggi di hotel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya